0
0
Kalijaga.co- Jogja Book Fair menggelar acara Nyore bersama Fahruddin Faiz di depan gedung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY pada Selasa (17/9/24). Acara ini mengusung topik mental health dan kebahagiaan yang dihadiri berbagai kalangan.
Dalam ceramahnya, Fahruddin Faiz berujar,
“Orang yang sehat mentalnya itu bahagia.”
Pada diskusi lanjutan dengan dua orang pengunjung Nyore bersama Fahruddin Faiz, mereka menyatakan bahwa mental yang baik itu diperlukan dalam proses menuntut ilmu.
“Kalau mentalnya nggak bagus, terus masuk kuliah contohnya, ya percuma nanti. Pasti nggak fokus. Ilmunya masuk kuping kanan keluar kuping kiri,” kata Hanum Khoirunnisa.
Lutfiyatun Nisa menambahkan, “Ketika seseorang mentalnya nggak sehat, hidup aja belum tentu jalan.”
Selain membahas kesehatan mental dalam ceramahnya, Fahruddin Faiz juga mengutarakan tentang bahagia. Menurutnya, ada lima kunci kebahagiaan. Yang pertama, menerima. Yang kedua, maknai dengan bahagia maka akan jadi bahagia sungguhan. Yang ketiga, mengenali batas diri dan kapan harus berhenti. Keempat, sadar akan perkembangan diri itu penting. Terakhir, beliau mengutip kalimat Ki Ageng Suryomentaram yakni,
“Nggelemi kahanan, kata Ki Ageng Suryomentaram. Alias apa? Menerima situasi. Sekarang, di sini, seperti ini, aku mau.”
Menurut kedua pengunjung Nyore bersama Fahruddin Faiz yang telah disebut sebelumnya, mereka setuju dengan penuturan Dr. Fahruddin Faiz.
“Kalau dalam konteks menuntut ilmu sih nggak mungkin ya bahagia terus. Tapi karena belajar itu wajib, ya harus dipaksa. Masa belajarnya cuma pas bahagia aja?” tambah Hanum.
“Sebenernya bahagia bukan kondisi wajib dalam menuntut ilmu. Tapi kalau belajarnya bahagia, ilmunya mungkin lebih terserap.”ujar Lutfiya.
“Bapak Fahruddin Faiz tadi bilang luka adalah retakan, di mana cahaya Tuhan bisa masuk. Maksudnya apa? Dalam menuntut ilmu ya pasti ada suka dukanya, yang susah menghafal, yang susah mengerti. Ketika merasa susah dalam menuntut ilmu, mendekatlah pada Tuhan,” pungkasnya di akhir diskusi.
Reporter : Hanan Yumna Nurul Laila Hidayat | Editor : Najwa Azzahra
