Budaya Ngopi di Yogyakarta: Kafe leha-leha salah satu tempat ngopi di Yogyakarta

Suasana ngopi di Kafe Leha-leha, Yogyakarta (01/12/2024)

Kalijaga.co – Yogyakarta dikenal dengan berbagai budaya yang melekat dan dilestarikan oleh masyarakat. Berbicara mengenai kebudayaan yang ada di Yogyakarta, budaya ngopi merupakan budaya yang melekat di masyarakat, bahkan budaya ini menjadi bagian dari filosofi hidup di Yogyakarta. Salah satunya Kafe Leha-leha yang berlokasi di Jl. Sukun Raya No.442, Jaranan, Banguntapan, Kec. Banguntapan, Kab.Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Leha-leha adalah kafe atau restaurant yang menyajikan hidangan kopi, nasi, mi tradisional, dessert, ayam, dan opsi vegetarian. Kafe ini tentu tidak asing bagi warga lokal maupun para perantau yang ada di Yogyakarta, terutama bagi para mahasiswa. Kafe leha-leha seringkali digunakan untuk tempat bertemu, mengerjakan tugas, main game online bersama, atau sekedar meminum kopi bersama teman dan keluarga. 

Kafe leha-leha didirikan tahun 2021 dan sekarang kafe ini berusia tiga tahun. Kafe ini dibangun dengan konsep desain bangunan jawa atau joglo dengan target pasar mahasiswa dan keluarga. Semua bagian tempat dilengkapi dengan meja dan kursi. Meja dan kursi yang digunakan adalah meja kursi kayu dan rotan dengan konsep jawa. 

Kafe yang biasa digunakan untuk berkumpul ini menyajikan berbagai menu kopi dengan harga terjangkau dan dilengkapi dengan fasilitas wifi dan stop kontak. Kafe ini didirikan oleh Bapak KH. Edi Mulyono. 

Zidan, salah satu karyawan kafe mengatakan bahwa seringkali kafe disinggahi oleh keluarga dan beberapa mahasiswa untuk ngopi.

“Kafe ini pun terdapat live musik yang sudah terjadwal bergantian dengan kafe main-main yang ada disebelah kafe ini,”ujar Zidan saat diwawancarai pada Ahad (01/12/12)

Kafe leha-leha tergolong kafe yang ramai dikunjungi masyarakat untuk berkumpul dengan keluarga.

Ardika, salah satu karyawan Kafe juga menyampaikan ramai atau tidaknya kafe ini tidak dapat ditentukan per-harinya, sebab setiap orang memiliki kecocokannya masing-masing untuk ngopi. 

“Sedangkan kafe leha-leha ini lebih sering dikunjungi oleh keluarga dibandingkan dikunjungi oleh mahasiswa. Banyaknya mahasiswa lebih sering ngopi di basa basi sarowajan,” ujar Ardika

Kafe leha-leha ini juga termasuk salah satu kafe yang ramah budget bagi mahasiswa.

Naufal, sebagai salah satu pengunjung menyampaikan bahwa ia sering ngopi di sini untuk ngumpul dengan teman, mengerjakan tugas hingga sekedar ngopi biasa saja. 

“Karena memang kafe ini nyaman dengan bangunan joglo yang menarik dan menu yang harganya sesuai dengan budget mahasiswa”. Ungkap Naufal sebagai salah satu pengunjung kafe leha-leha malam itu.

Dari adanya kafe leha-leha yang menjadi salah satu dari banyaknya kafe di Yogyakarta dapat memperlihatkan bagaimana budaya ngopi di Yogyakarta sangat melekat di masyarakat, baik kalangan mahasiswa untuk mengerjakan tugas, rapat, mabar game online, atau hanya sekedar ngopi bersama dan untuk berkumpul keluarga. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *