TPA Tutup, Warga Kelurahan Baciro Terapkan Biopori Guna Kurangkan Limbah Sampah

0 0
Read Time:1 Minute, 32 Second

Kalijaga.co- Masyarakat RW 7 Kampung Pengok, Kelurahan Baciro menerapkan sistem biopori dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Awalnya karena sering terjadi genangan di pelataran rumah warga ketika musim hujan. Sehingga warga mulai membuat lubang resapan air yaitu biopori untuk mengalirkan air yaiong tergenang. Selain itu lubang biopori ini digunakan untuk membuang limbah sampah rumah tangga untuk dijadikan pupuk organik.

Lubang biopori yang digunakan oleh masyarakat RW 7 Baciro ada dua macam. Yakni lubang biopori reguler, menggunakan pipa dengan diameter 15 cm dan kedalaman sekitar 1 meter. Serta lubang biopori besar, biasanya mengguna ember bekas atau tong bekas.

“Dilingkungan kita sudah cukup lama sekitar (pembuatan biopori) bulan Mei kemaren. Dulu fungsinya buat resapan air, sekarang dialih fungsikan jadi pembuangan sampah rumah tangga. Ya buat sampah organik saja, misalnya sayur benyek (yang sudah busuk). Biasanya di taruh di dekat pintu dapur atau samping-samping rumah. Hasilnya (berupa kompos) kita pakai sendiri, buat media tanam. “ ungkap Jarwo Kusanto, Ketua RW 7 Kelurahan Baciro.

Jarwo menjelaskan dulunya pembuatan biopori murni dari swadaya masyarakat, baru setelahnya ada dorongan pemerintah. Dukungan tersebut berupa pipa dan paving bertuliskan DAIS 2024 (Daerah Istimewa 2024). Setiap rumah ada dua (lubang biopori), dan jumlahnya sekarang hampir ada seratus lubang biopori. Selain itu, ia berharap dengan pembuatan biopori bisa mengurangi limbah sampah ke TPA Piyungan. Karena pembuatannya gampang, murah dan hasilnya dapat diolah menjadi kompos (pupuk organik).

Kompos cair hasil biopori akan dipanen sekitar 2 sampai 3 bulan. Sedangkan kompos padat akan dipanen setelah didiamkan 3 sampai 4 bulanan. Lalu biasanya digunakan oleh warga sebagai pupuk tanaman disekitar rumah.

“Dirumah saya ada dua, kalo saya (dibuat) dihalaman rumah. Karena belakang mentok (sudah tidak ada lahan). Sekarang sudah (hampir) tidak ada, buang-buang sampah dapur juga disitu. Saya kasih (kompos) karena saya gak nanem apa-apa.” ujar Rustini, warga Kampung Pengok.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *