Kalijaga.co – Jogja merupakan kota dengan julukan kota pelajar. Tak susah mencari tempat yang menjual buku-buku murah. Salah satunya adalah Shopping Center. Tempat ini biasa menjadi tujuan para pencari buku, terutama mahasiswa.
Lokasi Shopping Center berada tak jauh dari Malioboro, persisnya di samping Taman Pintar Yogyakarta. Posisinya yang strategis dan berada di pusat kota kerap menjadikannya ramai dikunjungi banyak pelanggan.
Salah satu hal yang menjadi daya tarik dari Shopping Center yaitu harga buku-bukunya yang cenderung murah. Penjual biasanya memberikan diskon sehingga harga buku bisa menjadi lebih murah.
“Di sini dapat diskon, apalagi buku anak-anak,” kata Anik, salah satu penjual buku di Shopping Center saat diwawancarai Kalijaga.co pada Jumat (3/11).
Anik sendiri mengaku telah berjualan di Shopping Center sejak tahun 1989. Periode yang lama itu membuatnya mengalami banyak perubahan dari tempat tersebut. Awalnya Shopping Center didirikan sebagai pusat perbelanjaan berbagai macam hal seperti pernak-pernik, sayuran, hingga buku.
Karena pada masa itu belum ada gadget, membaca buku merupakan salah satu aktivitas hiburan. Hal itulah yang membuat Shopping Center makin ramai hingga menjadi jantung literatur mahasiswa dan pelajar di Jogja.
Berbagai macam buku tersedia di Shopping Center. Mulai dari buku bacaan anak-anak, buku pelajaran, novel, eksiklopedia, hingga buku-buku filsafat tersedia di kios-kios di tempat tersebut. Bahkan, selain buku, kios seperti milik Anik juga menjual koran, majalah, hingga kalender.
Hingga saat ini pun Anik mengaku telah memiliki beberapa pelanggan tetap. Beberapa di antaranya bukan hanya dari Jogja, melainkan juga dari Lampung, Banjarmasih, hingga Makassar.
“Ya karena sudah 35 tahun,” ucapnya.
Pembelinya berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa hingga instansi yang membutuhkan koleksi buku untuk memenuhi perpustakaannya datang untuk membeli buku di Shopping Center.
Menurut Anik, jika pembelinya instansi untuk mengisi perpustakaan, sekali ambil bisa sampai 60 buku. Di antara buku-buku itu, buku anak-anak adalah yang paling banyak diminati.
Ia mengaku kini telah memiliki tiga kios di Shopping Center. Selain itu ada pula gudang sebagai tempat penyimpanan di lantai atas. Dari kios-kiosnya tersebut, ia bisa menjual sampai 40 buku tiap hari.
“(Perbulan) rata-rata 15 juta belum bersih,” ujarnya.
Namun pada masa pandemi Covid-19, Shopping Center mengalami penurunan jumlah pengunjung. Meski demikian, para pemilik kios masih tetap dikenakan biaya sewa. Penurunan jumlah pembeli, menurut Anik, juga terjadi karena banyak toko-toko buku daring.
Najma Namiril, salah satu pembeli buku di Shopping Center menyebut keberadaan tempat tersebut sangat membantunya untuk bisa membeli buku-buku dengan harga lebih murah. Sehingga, lebih mudah dijangkau oleh kantong mahasiswa.
“Namun sayangnya, banyak pedagang yang menjajakan buku bajakan atau fotocopy-an. Itu yang menurut saya harus diperhatikan kembali,” katanya.
Reporter: Adelia Mehra Fakhrina dan Fatah Elhusein | Editor: Aji Bintang Nusantara