Musim kemarau telah melanda Indonesia sejak April, menyebar hingga bulan Agustus tahun 2023, dan masih terasa dibeberapa daerah hingga Oktober. Selama musim ini, Masyarakat Indonesia, terutama di Yogyakarta, memiliki kebiasaan minum minuman dingin dan manis untuk menyegarkan diri saat panas terik. Salah satu minuman dingin yang marak diperjualbelikan oleh Masyarakat adalah es teh.
Es teh merupakan salah satu minuman dingin yang digemari oleh berbagai kalangan. Es teh dengan rasa yang lezat dan sensasi kesegaran yang dirasakan saat disajikan dalam keadaan dingin, menjadi pilihan favorit di musim panas.
Di lingkungan kampus yang ada di Yogyakarta, banyak pedagang menjualnya, dan tidak sedikit mahasiswa yang menikmati minuman ini, menunjukan betapa besar peminatnya. Es teh adalah jajanan yang tidak mengenal musim, masyarakat menikmatinya baik saat hujan maupun panas.
Namun, di tengah kenikmatan es teh, apakah ada dampak buruk bagi Kesehatan?
Izza Azizah, seorang mahasiswa dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, menyatakan bahwa es teh dapat memiliki dampak pada kesehatan, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Penggunaan yang berlebihan secara rutin dapat menyebabkan penurunan tingkat kekebalan tubuh, terutama di tengah suhu panas Yogyakarta yang akhir-akhir ini mencapai 36°C.
Berlebihan dalam mengonsumsi es teh juga tidak baik bagi kesehatan, terutama di tengah cuaca panas, di mana minuman dingin dapat meningkatkan risiko penyakit. Sayangnya, banyak orang cenderung lebih memilih minuman yang dingin dan manis, dan jarang mengonsumsi air putih.
Izza Azizah juga berbagi pengalamannya, “Pernah dalam bulan ini saya sudah mengalami influenza dua kali, dengan kondisi tubuh yang lelah. Hal tersebut diawali dengan sakit radang, lalu batuk pilek, dan berakhir dengan demam,” terangnya.
Ketika ditanya mengenai tindakan yang sebaiknya diambil, Izza Azizah menyarankan untuk istirahat dan memperbanyak minum air putih.
Menurut Devi Eka Avitasari, seorang dokter di Poliklinik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, minuman dingin seperti es teh sebenarnya tidak memiliki pengaruh langsung pada Kesehatan.
“Es teh tidak berpengaruh pada kesehatan, penyebab utama bukan dari es tehnya sendiri, melainkan banyaknya polusi dan cuaca ekstrem, yang menyebabkan terjadinya paparan-paparan polutan yang masuk ke saluran nafas, dan itu menyebabkan timbulnya gejala-gejala seperti batuk dan virus influenza yang ada di sekitar kita,” paparnya.
Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Dr. Devi, diketahui bahwa es teh memiliki efek yang sebenarnya berasal dari es yang digunakan. Karena ketika mengonsumsi minuman dengan suhu yang dingin, suhu rendah dapat mempertahankan kondisi peradangan dalam tubuh. Ini menjadi penting terutama dalam konteks penyakit influenza, dimana peradangan pada saluran pernapasan, terutama tenggorokan, menjadi masalah utama. Oleh karena itu, ketika seseorang sudah mengalami gejala influenza, mengonsumsi es bisa memperburuk kondisinya.
Dr. Devi juga menyoroti penyerapan zat besi akan terhambat jika kita mengonsumsi terlalu banyak teh. “orang yang sering mengonsumsi teh, misal dalam sehari bisa sampai dua tiga kali itu, dia akan cenderung mengalami anemia,” jelas Dr. Devi.
“Boleh dikonsumsi asalkan tidak dalam porsi yang terlalu besar,” tambahnya.
Reporter: Adelia Mehra Fakhrina & Steven Budiantoro | Editor: Fikri Khairul Lisan
Keren abizzzzzzz…. Semangat terus untuk menulis….
Awal yg bagus, terus tingkatkan
Awal yg bagus, terus tingkatkan