Kalijaga.co- Media sosial Instagram beberapa waktu yang lalu dihebohkan dengan sebuah video kontroversial yang diunggah oleh akun @pixelhelper, dalam video yang diedit menggunakan
AI tersebut menampilkan latar Ka’bah yang berada di Makkah Al-Mukarramah, dikelilingi
dengan orang-orang yang mengenakan simbol-simbol terkait Lesbian, Guy, Biseksual, dan
Transgeder. Hal ini tentu membuat geram masyarakat muslim.
Video pada unggahan tersebut merupakan sebuah penistaan agama dan sangatlah tidak pantas.
Bayangkan, Ka’bah yang merupakan tempat suci kaum muslim, dan arah kiblat dijadikan
sebagai bahan candaan oknum LGBT yang tidak bertanggung jawab dan tidak bermoral.
Kejadian tersebut mendapatkan banyak sekali kecaman oleh warganet,
dua template Instagram Story berisi ajakan melaporkan akun @pixelhelper ramai beredar dan
menjadi tren di linimasa. Bahkan lebih dari 1 juta pengguna sudah mengunggah ulang
template tersebut.
“Please Guys Report Akun Ini pixelhelper. Penistaan agama!!!” tulisan tersebut terpampang template
Instagram stories, dengan latar belakang gambar tangkapan layar akun @pixelhelper dan telah
diunggah ulang lebih dari 192 ribu kali oleh pengguna Instagram.
Template Instagram lain yang juga menyuarakan seruan untuk melaporkan akun
@pixelhelper dibuat oleh warganet. Template ini menampilkan tangkapan layar akun instagram
pixelhelper dan cuplikan foto dari unggahan kontroversi.
“Teman-teman semuanya, di mana pun kalian berada. Aku minta tolong banget kali
ini. Yuk kita sama-sama report akun yang sudah nyebarin konten gak pantas dan jelas jelas
ngelecehin tempat suci kita (muslim), Ka’bah. Ini sudah keterlaluan dan gak bisa didiemin,”
tertulis dalam template yang telah diunggah ulang lebih dari 856 ribu kali.
Selain itu salah satu influencer dakwah yakni @ihzamahendra juga memberikan
bentuk kecamannya dengan membuat konten yang membahas video tersebut. Dalam
unggahannya @ihzamahendra mengajak para pengikutnya untuk mereport akun tersebut. Dan
beberapa hari setelah video ajakan report akun ini diunggah dan berhasil tembus
sampai 263k viewers, akun @pixelhelper menghilang dari Instagram.
Kasus pelaporan terhadap akun penistaan agama yang dilakukan akun @pixelhelper ini merupakan
secuil aktivisme digital yang berhasil dilakukan. Dari kasus ini kita bisa menarik
pembelajaran bahwa aktivisme digital merupakan cara yang ampuh untuk mengkampanyekan
suatu isu dengan lebih fleksibel dan memudahkan semua orang untuk terlibat tanpa harus
terlibat langsung dalam protes fisik. Istilah ”kekuatan netizen” di media sosial memang
sangatlah ampuh, dengan aktivitas digital dari ketikan para netizen mampu menjadi kontrol
sosial di masyarakat.
Namun peran influencer media sosial juga tak luput dari keberhasilan aktivisme
digital, semakin menarik konten yang dibuat oleh seorang influencer maka hal ini juga akan
semakin banyak menggaet view dari penonton. Banyaknya viewers tentunya akan
mengangkat isu yang dibahas ke khalayak yang lebih luas dan mempermudah aktivisme
digital. Contoh nyata adalah akun influencer @ihzamahendra yang berhasil mengajak
pengikutnya untuk mereport akun penista agama @pixelhelper.
Aktivisme digital yang berasal dari suara netizen merupakan sebuah kekuatan yang
bisa menjadi senjata dua mata. Kekuatan ini sangat kuat, tapi ketika tidak digunakan secara
bijak maka akan mampu melukai siapa saja.
Namun hal ini tidak hanya dari sisi netizen, seorang influencer juga harus bijak dalam pemilihan dan pembuatan konten, karena pengaruh terbesar dari aktivisme digital ini juga berasal dari konten dan pandangan dari seorang konten kreator media sosial. Intinya dalam penyebaran aktivisme digital, nilai kebijakan dan etika harus diperhatikan aktivisme yang disebarluaskan adalah tentang kebaikan bersama.
Penulis Andara Angesti