Ismiyati dan Tekanan Sosial: Teater ESKA Angkat Isu Kesehatan Mental

0 0
Read Time:2 Minute, 36 Second

Kalijaga.co – Teater ESKA kembali berbicara lantang soal isu sosial yang kerap terabaikan. Kali ini melalui pementasan bertajuk Senja dua kelelawar, yang dipentaskan di Gelanggang Teater Eska, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Kamis (22/05/2025). Pertunjukan ini mengangkat problematika kesehatan mental di tengah masyarakat konservatif.

Dengan mengambil latar lingkungan perkampungan yang padat dan penuh dengan budaya “rasan-rasan”, Senja dua kelelawar menceritakan kisah seorang perempuan yang menghadapi tekanan sosial pasca kematian sahabatnya. Ia dianggap sebagai penyebab dari tragedi itu, dan stigma masyarakat pun semakin memperparah kondisinya.

Sutradara pementasan, Wildan Mushoffa menjelaskan bahwa tata panggung dibuat menyerupai dua rumah yang saling berdekatan sebagai simbol relasi sosial yang tidak memberi ruang privasi bagi individu.

“Kita riset dulu di lapangan, lalu kita buat set dua rumah yang berdekatan untuk menunjukkan bagaimana masyarakat menekan Ismiyati,” ungkapnya. Desain ini memperlihatkan bahwa tekanan sosial bisa datang dari kedekatan fisik yang tidak dibarengi empati.

Tak hanya mengusung konsep visual yang kuat, pementasan ini juga menunjukkan kepedulian terhadap isu kesehatan mental secara substansial. Produser Senja dua kelelawar, Teddy Saputra mengatakan bahwa isu ini masih tabu di masyarakat.

“Kami ingin mengangkatnya supaya bisa jadi bahan renungan, terutama tentang pentingnya dukungan sosial yang sehat.” jelas Teddy.

Teddy juga menyampaikan bahwa proses produksi tidak mudah. dimulai dari riset mendalam serta penggalian pengalaman personal dari tim yang terlibat.

Lalu secara teknis, tim menghadapi tantangan dalam hal pencahayaan dan pembangunan set. Mereka bahkan membangun dua rumah lengkap tampak luar dan dalam secara kolektif, memanfaatkan bahan-bahan dari proyek yang sudah tidak terpakai.

“Kita gak langsung beli, tapi ajak tim eksplorasi sendiri. Cari bahan di proyek-proyek,” kata Teddy.

Secara emosional, tantangan terbesar datang dari dinamika kerja lintas generasi.

“Anak-anak sekarang pola pikirnya beda-beda, susah diseragamkan. Tapi kami berusaha membuat tim tetap solid dan menikmati proses,” ujar Wildan.

Pengalaman emosional juga dirasakan oleh para pemain. Pemeran utama Rossita Nur Fadhilah, sebagai Ismiyati mengaku mengalami tantangan besar dalam mengekspresikan karakter Ismiyati.

“Saya terbiasa diam saat sedih atau marah. Tapi sebagai Ismiyati, saya harus bisa menyampaikan semua perasaan itu ke penonton. Ini bukan tentang saya, tapi tentang membangun karakter dari nol,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pendekatan tiga dimensi karakter menjadi kunci dalam proses tersebut. Dia menyebutkan bahwa didalam teater sutradara selalu menekankan agar tidak membawa kepribadian diri sendiri ke atas panggung.

Dari sisi penonton, pementasan ini mendapatkan respons positif. Engelina Nimas, dari Unstrat UNY sebagai salah satu penonton, mengaku tersentuh oleh dinamika emosional yang ditampilkan.

“Paling kuat itu perasaan sedih karena cintanya Ismiyati ga terbalaskan.Padahal mereka dulunya adalah teman dekat bahkan Ismiyati sudah dianggap adek sendiri oleh Suwarto,” katanya.

Sementara itu, Dinda Alifiya, penonton dari UNSTRAT UNY juga mengungkapkan kekagumannya pada aspek visual dan narasi yang tidak tertebak.

“Lighting-nya keren, efek kereta jalannya mantep banget. Artistiknya dapet,” ujarnya.

Dinda menambahkan bahwa kesadaran diri juga tak kalah penting. Apabila kita merasa ada yang salah atau mengganjal, kita harus berani cerita ke orang terdekat atau yang ahli.

Namun, yang paling membekas bagi para penonton bukan hanya aspek teknis, melainkan pesan moral yang dikandungnya.

“Kesehatan mental itu penting. Kita butuh dukungan dari sekitar, bukan malah tekanan,” kata Engelina.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
100 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *