Tradisi Kian Memudar : Kenalkan Kembali Kesenian Jathilan

0 0
Read Time:2 Minute, 5 Second
Sumber: freepic.com

Kalijaga.co – Jathilan merupakan salah satu budaya atau tradisi yang dilahirkan dan warisan para leluhur masyarakat desa Yogyakarta. Tradisi Jathilan ini ialah kesenian tradisional yang menyatukan unsur tarian dengan nuansa magis. Jathilan ini dilaksanakan ketika masyarakat mempunyai sebuah hajat. Biasanya, tradisi ini ditonton oleh masyarakat dari berbagai kalangan. 

Berdasarkan data dari Dinas Kebudayaan Yogyakarta, kesenian ini sudah diakui oleh UNESCO pada tahun 2003 dan masuk dalam kategori Warisan Budaya Tak benda (WBTb). Jathilan merupakan bagian dari tradisi Merti Dusun yaitu serangkaian acara budaya lokal yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur dan mempererat silaturahim.

Rohman, salah satu warga Triwidadi mengatakan bahwa ketika panen raya warga kampung biasanya mengadakan upacara Merti Dusun, yang diawali dari Kirab Budaya.

“Biasanya barisan depan membawa tumpeng yang berisi sayuran, padi, dan segala macam hasil bumi. Setelah prosesi kirab keliling, tumpeng tersebut diperebutkan warga. Yang mimpin itu bisa tokoh agama atau tokoh adat di daerah kampung itu. Lalu setelah ganti hari, baru diadakan kesenian Jathilan,” ujar Rohman, Sabtu (30/11/2024).

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini sudah semakin luntur. Hal ini dikarenakan karena minimnya masyarakat yang sadar akan pentingnya warisan budaya leluhur. 

Anwar, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga asal Yogyakarta berpendapat bahwa di daerahnya Banguntapan sudah jarang ada tradisi Jathilan.

“Tetapi di daerah Imogiri atau Segoroyoso masih sering dilaksanakan karena dua daerah tersebut masih kental kebudayaannya.” Ungkap Anwar.

Pudarnya kesenian ini dilatar belakangi oleh dampak dari arus globalisasi. Generasi saat ini lebih menyukai budaya asing yang dianggap lebih trendy daripada budaya lokal. Selain itu, faktor berikutnya disebabkan oleh pergeseran minat masyarakat, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah penerus untuks melestarikan kesenian jathilan ini. 

“jathilan ini cenderung banyak dilaksanakan dibanding kesenian yang lain karena biaya pelaksanaanya yang lebih murah.” tambahnya. 

Pemeran dalam kesenian ini terdiri dari beberapa kalangan yaitu anak-anak remaja hingga orang dewasa. Tradisi jathilan perlu dilestarikan karena selain berisi nilai budaya warisan leluhur, juga terdapat keunikan yaitu melibatkan roh-roh halus yang menjadi ciri khas dari kesenian tersebut.

Didalamnya pun mengandung nilai-nilai estetika dan spiritualitas, dengan menggunakan properti utama yaitu kuda lumping atau kuda kepang yang menjadi simbol transportasi prajurit pejuang kemerdekaan. Salah satu hal yang dapat menginspirasi dari kesenian jathilan yaitu kreatifitas dalam pembuatan propertinya.

Dengan menggunakan anyaman bambu atau rotan yang dihias dengan cat warna warni merupakan bentuk upaya masyarakat dalam melestarikan sumber daya alam yang ada. Hal tersebut juga dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan kekayaan alam bangsa Indonesia. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *