Antara Kuliah dan Trading: Cerita Mahasiswa yang Berani Bermain di Crypto

5 0
Read Time:4 Minute, 44 Second
Salah satu pengguna crypto sedang menunjukkan grafik naik-turun harga koin pada platform exchange (17/12).

Kalijaga.co- Di antara tugas kuliah yang tak kunjung usai dan jadwal ujian yang terus mengintai, ada sekelompok mahasiswa yang memilih untuk memanfaatkan peluang di luar kelas. Mereka tidak hanya fokus pada teori dan tugaspekerjaan kuliah, tetapi juga mulai menyelami dunia cryptocurrency, sebuah pasar uang dengan potensi keuntungan besar yang juga penuh risiko. 

Salah satu di antara mereka adalah Ace Dewa, mahasiswa semester satu prodi KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia memutuskan untuk terjun ke dunia crypto, mencari peluang baru untuk meraih keuntungan sambil tetap menjalankan pendidikannya.

“Berpikir bahwa saya ingin lebih melek dengan kondisi ekonomi sekarang, saya mulai melihat video di YouTube tentang trading crypto. Setelah itu, saya mencoba memulai dengan modal kecil,” ujar Ace sambil memperlihatkan grafik naik-turun harga koin pada platform exchange yang digunakannya pada Selasa (17/11).

“Lama-kelamaan, saya jadi serius, karena hasilnya lumayan untuk uang jajan dan menabung di Bitcoin. Selain itu, saya juga mulai membaca beberapa buku tentang crypto untuk memperdalam pemahaman saya. Dari sana, saya mencari lebih banyak sumber informasi dan ikut diskusi yang relevan,” tambahnya.

Dunia cryptocurrency menawarkan daya tarik tersendiri, terutama bagi kalangan muda seperti mahasiswa. Salah satu alasannya adalah fleksibilitas waktu yang dianggap cocok di tengah kesibukan di bangku perkuliahan. Namun, di balik fleksibilitas itu, ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama bagi pemula.

Ace, seorang mahasiswa yang baru satu tahun mengenal dunia crypto, berbagi pengalamannya dalam bermain crypto. Di awal perjalanannya, ia terpesona oleh potensi keuntungan besar yang sering dipromosikan di berbagai platform. Namun, kurangnya pengalaman membuatnya harus menghadapi banyak tantangan. Ia sering mengorbankan waktu tidur untuk memantau pergerakan harga yang berubah drastis setiap saat. 

“Kadang saya harus bangun tengah malam untuk mengecek harga,” ungkapnya. Aktivitas ini tidak jarang mengganggu prioritas lain seperti belajar untuk ujian, hingga pernah membuatnya kehilangan fokus pada tugas kuliah.

Fluktuasi harga yang ekstrem menjadi salah satu ujian paling berat. Pernah suatu malam, separuh modal awalnya hilang hanya karena terlalu percaya diri tanpa melakukan riset terlebih dahulu. 

“Saya terlalu yakin, padahal tidak cukup tahu situasi pasar,” kenangnya dengan sedikit senyum kecut. 

Pengalaman itu menjadi pelajaran penting tentang pentingnya manajemen risiko. Ace menyadari bahwa dunia crypto bukanlah jalan pintas menuju kekayaan, melainkan perjalanan yang membutuhkan pemahaman mendalam, kesabaran, dan kedisiplinan.

Kini, Ace lebih bijak dalam mengatur waktu antara trading dan studinya. Ia juga lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan di pasar yang dikenal dengan volatilitas tinggi ini.

“Crypto itu bukan permainan cepat kaya. Ini tentang proses, pemahaman pasar, dan belajar dari pengalaman,” tambahnya.

Sementara Ace masih berjuang dengan tantangan sebagai pemula di dunia crypto, Rahman, mahasiswa semester 3 di Universitas Cirebon menawarkan sudut pandang yang berbeda. Dengan pengalaman tiga tahun dalam dunia crypto, Rahman telah melalui perjalanan panjang yang membuatnya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi.

Pada awalnya, Rahman mengaku merasa ragu dengan fluktuasi harga yang ekstrem, yang sering membuatnya bingung dalam menentukan langkah. Namun, seiring waktu, ia berhasil mengelola rasa takut itu dan belajar cara mengelola risiko. Ia kini tahu kapan saatnya masuk pasar, kapan waktu yang tepat untuk keluar, dan kapan harus berhenti untuk mengevaluasi kondisi pasar. 

“Awalnya, fluktuasi harga membuat saya ragu. Tetapi, dengan berjalannya waktu, saya berhasil memahami cara mengelola risiko,” ujarnya.

Rahman percaya bahwa pemahaman mendalam adalah kunci utama untuk bertahan dan berkembang di dunia crypto. Dalam tiga tahun terakhir, ia berhasil menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan, yang membantunya memperbesar aset, terutama di Bitcoin. Selain itu, ia juga mulai merencanakan investasi jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan keuangannya di masa depan. 

“Saya kini tahu kapan harus masuk pasar, kapan keluar, dan kapan berhenti untuk mengevaluasi,” tambahnya dengan penuh keyakinan.

Namun, meskipun telah meraih kesuksesan, Rahman selalu mengingatkan bahwa meski crypto menawarkan peluang finansial yang besar, risikonya juga sangat nyata. Ia menekankan pentingnya riset sebelum membuat keputusan. 

“Crypto menawarkan peluang finansial besar, tetapi risikonya juga sangat nyata. Selalu lakukan riset sebelum membuat keputusan apa pun,” tegasnya.

Cerita Ace dan Rahman menggambarkan dua sisi berbeda dari perjalanan mahasiswa yang terlibat dalam dunia crypto. Ace, yang masih bergulat dengan tantangan mengatur waktu antara trading dan kuliah, sering merasa kesulitan menyeimbangkan keduanya. Fluktuasi harga crypto yang ekstrem dan kebutuhan untuk terjaga hingga larut malam kadang membuatnya kehilangan fokus pada studi. Meski demikian, ia tetap melihat pengalamannya sebagai pembelajaran berharga.

Ungkapan Ace bahwa ia harus bangun tengah malam menyadarkannya bahwa dunia crypto bukanlah jalan pintas untuk sukses. Ia kini lebih bijak mengatur waktu dan fokus pada prioritas utamanya.

Di sisi lain, Rahman, yang sudah tiga tahun berkecimpung dalam crypto, merasa lebih terkontrol. Pengalamannya membantunya lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, dan ia kini tahu kapan waktu yang tepat untuk memasuki pasar atau keluar dari posisi. Meski telah mencapai kestabilan, Rahman tetap meyakini bahwa kesuksesan dalam dunia crypto tidak datang dengan mudah. 

Keduanya sepakat bahwa dunia crypto bukan jalur pintas menuju kekayaan, melainkan sebuah perjalanan yang membutuhkan waktu, kesabaran, dan strategi.

“Trading memang memberi peluang finansial, tapi kita harus ingat bahwa prioritas utama kita sebagai mahasiswa adalah kuliah,” kata Ace, yang kini lebih bijak mengatur waktunya.

Sementara Rahman yang sudah lebih berpengalaman, menambahkan bahwa pendidikan tetap harus menjadi yang utama, sementara trading bisa menjadi pelengkap yang mendukung, bukan pengganti.

“Pendidikan tetap nomor satu. Trading itu pelengkap, bukan pengganti,” ujarnya.

Dari pengalaman Ace dan Rahman kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dunia crypto bukanlah jalan pintas menuju kekayaan, melainkan sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan pemahaman mendalam, kesabaran, dan pengelolaan risiko yang hati-hati. Keduanya juga mengingatkan bahwa meskipun crypto menawarkan peluang finansial, pendidikan tetap harus menjadi prioritas utama. Trading bisa menjadi pelengkap yang mendukung tujuan keuangan jangka panjang, tetapi tidak boleh mengorbankan tanggung jawab akademik.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
100 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *