Strategi Dosen Muda dalam Menarik Minat Belajar Mahasiswa Gen Z

0 0
Read Time:2 Minute, 13 Second

Kalijaga.co- Generasi Z atau yang biasa disebut Gen Z adalah anak-anak dengan kelahiran tahun 1997–2012. Generasi ini diklaim sebagai generasi yang lekat dengan modernisasi dan teknologi, karena tumbuh di era media sosial dan smartphone yang sudah menjadi makanan sehari-hari. Bukan hanya lekat dengan teknologi, gen z juga disebut memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya.

“Saya mungkin melihat mahasiswa Gen Z ini sebagai generasi yang sangat terhubung dengan teknologi dan memiliki akses informasi yang luas. Dan juga mahasiswa Gen Z ini cenderung kritis, mencari makna dalam pembelajaran, dan lebih menghargai kejujuran serta keberagaman, dan juga melihat sesuatu hal dari sebuah pengalaman,” ungkap Seiren Ikhtiara, salah seorang dosen program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta(02/10/24).

Menurut survei sebagian besar Gen Z ini memiliki sifat cepat bosan, menyukai hal baru, dan cinta dengan petualangan serta tantangan. Sehingga perlu metode dan pendekatan yang berbeda untuk dapat mengenali dan memahami Gen Z.

“Menurut saya teman-teman Gen Z ini, mereka lebih senang dengan suasana perkuliahan yang aktif dan ada sesi diskusi. Kemudian untuk mematangkan pemahamannya teman-teman itu senang sekali dengan sesi kuis,” ungkap Dian Permanasari, salah seorang dosen muda di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Menurut pengamatan Dian, Gen z ini mudah bosan dan kurang tertarik dengan adanya metode ceramah dalam mengajar. Menurut beliau seharusnya penjelasan dari dosen antara 10-15 menit dan dilanjutkan kuis serta tanya jawab. Gen Z hidup di zaman yang serba digital, segala informasi bisa di dapat dari internet dan sosial media. Hal ini menyebabkan kurang familiar dengan buku.

Setelah munculnya asumsi publik bahwa generasi z mudah mengalihkan perhatian dan gampang terpecah fokusnya. Para pengajar berlomba-lomba menciptakan strategi agar dapat menarik minat belajar Gen Z.

“Menyediakan ruang bagi diskusi terbuka dan umpan balik, sehingga mahasiswa merasa didengar dan dihargai. Itu membuat pembelajaran lbh insteraktif dan relevan.. Seperti presentasi berkelompok itu sangat menyenangkan dan mahasiswa dituntut lbh aktif dan mandiri,”ungkap Seiren Ikhtiara lagi.

“Yang pertama, saya bertanggung jawab atas pemahaman mahasiswa. Yang kedua, Gen Z itu cantik di luar tapi gampang rapuh jika dikasih tekanan, maka saya berusaha mengatur tugas yang cocok untuk mereka. Kemudian yang ketiga, Gen Z ini peka dengan konten yang bagus, ini menjadi tantangan untuk saya agar membuat materi yang menarik untuk dipelajari. Nah suasana kelas itu harus hidup, bisa dengan diskusi atau tanya jawab. Lalu yang keempat, saya berusaha memberikan materi sesuai rujukan jurnal dan buku, agar mereka tidak terpaut pada internet saja,” komentar Dian.

Beliau mengungkapkan, bahwa setelah menerapkan keempat langkah tersebut mahasiswa tidak banyak menguap di kelas dan lebih fokus dalam belajar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *