Kalijaga.co- Pengguna jalan tidak jarang terkena macet. Penyebabnya biasanya karena lampu lalu lintas, palang kereta, dan sebagainya. Namun berbeda dengan Jalan Sapen, macet disebabkan oleh mobil antar jemput oleh wali murid sekolah dasar di sepanjang jalan. Hal ini memunculkan respon dari berbagai pihak, terutama para pengguna jalan.
Paling sering mengeluhkan kondisi kemacetan di Sapen ialah pengguna sepeda motor. Alasan dasar adalah karena jalan yang sempit, namun yang sepanjang jalan dipenuhi oleh kendaraan roda empat. Semakin menambah geram sebab banyak kendaraan mobil dan motor parkir pada bahu jalan sehingga akses jalan sedikit menyempit, belum lagi beberapa Pedagang Kaki Lima (PKL) yang juga menaruh gerobak.
“Saya naik mobil. Biasanya saya nganter jam 5 dari rumah, di sini belum macet. Jemputnya jamnya beda-beda sesuai kelasnya. Sering (kena macet), gak dapet parkir muter lagi. Gak bisa diprediksi (berapa lama macet), setengah jam ya pernah.” ungkap Risti, salah satu pengendara mobil.
“Orang yang bawa motor susah keluarnya, kalah sama mobil. Mayoritas kan mobil yang lewat karena di SD itu. Apalagi kalo semisal mobil dari arah timur ke barat, yang di samping jalan ada mobil (lagi) parkir, gerobak dagangan itu yang bikin macet banget. Motor gak bisa lewat soalnya kan gak bisa disalahin juga ya, kalo semisal banyak motor soalnya kan namanya wilayah kampus pasti bawa motor.” tambahnya.
Flora juga mengungkapkan keresahannya dalam menempuh perjalanan ke kampus. Pasalnya jarak kosnya dengan kampus dekat, dapat ditempuh dengan waktu tiga menitan kalau tidak macet. Namun ia merasa tidak ada jalan keluar untuk kemacetan tersebut.
Menurutnya pengendara tidak bisa disalahkan karena mereka mempunyai haknya untuk membawa mobil. Namun sangat disayangkan dari pihak sekolah kurang dalam menangani penyediaan lahan parkir sehingga macet yang terjadi sudah menjadi rutinitas setiap hari di Jalan Bimo Kurdo.
Tanggapan lain muncul dari Dian, salah satu pejalan kaki,
“Ya sebel sebenarnya sih, soalnya pas jalan pun harus gantian sama kendaraan lain itu pun lumayan lama, apalagi ditambah cuacanya yang panas. Mungkin ya misal jalan itu dibuat satu arah aja biar ngurangi macet, dan kalo bisa transportasi nya bisa diganti motor aja ngga harus pake mobil soalnya itu juga yang bikin macet,” tutur Dian.
Kemacetan yang terjadi di Sapen Jalan Bimo Kurdo sepatutnya dapat diatasi oleh pihak pemerintah maupun sekolah yang bersangkut. Sebab akses jalan tersebut memang sempit, ditambah kawasan universitas. Namun hingga kini macet masih terus berlanjut setiap harinya.
Reporter : Mutia Alimatusifa | Editor : Najwa Azzahra