Macet Sepanjang Jalan Sapen Demangan, Masyarakat Keluhkan Aktivitas Sehari-hari Terganggu

0 0
Read Time:2 Minute, 32 Second

Kalijaga.co- Kemacetan di sepanjang jalan Kampung Sapen menjadi sumber keluhan masyarakat sekitar. Terkhusus di jam berangkat maupun pulang sekolah, kuliah, dan bekerja, sepanjang jalan Kampung Sapen, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta tampak dipadati oleh kendaraan. Hal ini menjadi keluhan masyarakat sekitar karena aktivitas sehari-hari yang mereka lakukan cukup terganggu karena kemacetan.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Yogi, pedagang pinggir jalan di sekitar daerah Sapen Yogyakarta pada Selasa (02/10/24). Dirinya mengungkap bahwa salah satu alasan terjadinya  kemacetan adalah karena banyaknya masyarakat yang berlalu-lalang saat waktu pulang kerja dan banyaknya siswa sekolah yang dijemput menggunakan mobil, sehingga cukup banyak memakan jalan yang terbilang sempit.

“Yang pulang kuliah mah nggak terlalu sih mungkin orang yang pulang kerja gini kan ya. Terus yang ini, ini kan pake mobil semua ini. Jarang yang pake motor jemputnya,” ungkap Yogi sore itu.

Yogi juga mengeluhkan, sebagai pedagang pinggiran, dirinya seringkali merasa jengkel dengan banyaknya wali murid yang menjemput murid menggunakan mobil sehingga cukup banyak memakan tempat dan berdampak pada pedagang pinggiran seperti dirinya.

“Ngerasain. Sering. Ya namanya saya disini juga gak bayar, di pinggir jalan gini, terus sekarang kan orang punya malah, (saya) udah mundur, ngalah. Tapi kan kalau misalnya orang kaya terus pikirannya bagus gitu lah, ngalah, mundur dikit, langsung belok lagi kan bisa,” ujar Yogi.

Bukan hanya pedagang, pelajar juga mengeluhkan hal yang sama. Dika Izki dan Flora Hanin, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga sekaligus pelajar yang tinggal di daerah Sapen mengakui bahwa mereka sangat kesulitan dengan adanya kemacetan di sepanjang Jalan Sapen Demangan.

Dika menghabiskan waktu 10 menit untuk menghadapi kemacetan yang terjadi. Selain itu, kemacetan yang sering terjadi ini menyebabkan mobilitas berkendara yang Dila lakukan menjadi terhambat dan waktu yang dihabiskan menjadi tidak efisien.

“Kesulitannya karena jalannya sempit, gangnya sempit, jadi mau nyalip pun nggak bisa. Papasan mobil pun sempit, dan lain sebagainya. Itu juga sih yang bikin macet. Ya itu kesulitannya, mobilnya padat, motornya banyak, motornya mau nyalip pun susah. Dan samping-sampingnya itu kan warung, jadi ya terbatas banget,” ujar Dika (02/10).

Flora Hanin juga menambahkan, ketika mengendarai motor, dirinya merasa kesulitan untuk bergerak. Selain karena dipadati oleh mobil yang berlalu-lalang, toko pinggir jalan yang padat dan truk distribusi juga cukup mengganggu mobilitas kendaraan.

“10 menit 15 menit itu kejebak lah. Gabisa gerak, jalan, soalnya kadang kan mau nyebrang itu ada mobilnya tuh mepet, ada motor, itu gabisa lewat. Apalagi kalau truk, biasanya kan banyak toko. Jadi mereka kaya semisal lagi supply kan bawa truk yang agak besar, itu juga menghambat, soalnya truknya parkir,” ungkap Flora Hanin (02/10).

Dari beberapa keluhan masyarakat, beberapa diantaranya memberikan harapan besar untuk terciptanya tananan sosial yang lebih baik lagi kedepannya.

“Sebenernya kalau semisal diminta dari wali muridnya SD buat nggak pake mobil ya gimana, soalnya kan kadang kan orangtuanya sekalian mau pergi, kerja juga, terus kalau semisal mau minta solusi jalannya diperlebar ya gimana, nanti gusur perumahan juga kan. Itu juga sebenernya udah lumayan bagus, soalnya dipake buat satu arah kan” ujar Flora Hanin diakhir sesi wawancara.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *