0
0
Kalijaga.co– Hubungan ekologi alam di wilayah Pamekasan saat ini masih saja dalam kondisi memprihatinkan. Hal tersebut diakibatkan oleh sebagian oknum yang melakukan penambangan pasir ilegal.
Wahyu Eka Setyawan, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur (Walhi Jatim) menjelaskan, wilayah yang aktivitas tambangnya berlebihan terancam berbahaya. Beberapa di antaranya, meningginya abrasi dan erosi di kawasan pesisir.
”Kualitas lingkungan atau kondisi perairan di laut juga buruk. Jelas ini akan merugikan nelayan,” dikutip dari laman Radar Madura
Kegiatan tambang pasir di Pantura sangat memprihatinkan, melihat kondisi alamnya yang semakin memburuk. Jika masyarakat tetap tidak ada kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan alam, maka lambat laun daerah pesisir tersebut memungkinkan untuk mengalami abrasi. Untuk hal ini sebaiknya pihak pemerintah harus melakukan tindakan yang tegas agar bisa menjaga kestabilan alam.
Salah satu warga yang terkena dampak tambang pasir ilegal, Mohammad Nasrullah, mengungkapkan keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar pesisir. Pasalnya daerah itu dulunya adalah tempat yang paling nyaman dan terawat, bahkan tidak sedikit yang rela datang hanya untuk melihat keindahan alamnya.
“Dulu saya masih ingat sekali, di sepanjang pesisir banyak sekali anak-anak yang bermain, apalagi saat air lautnya surut, mereka main lari-larian ada juga yang latihan bola”tuturnya saat dihubungi via WhatsApp, Kamis, (19/09/2024)
Nasrullah sangat berharap pemerintah kabupaten bisa mengatasi fenomena ini agar alamnya tetap bisa dinikmati seperti sedia kala dan masyarakat tidak perlu was-was dengan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Semoga pihak pemerintah mau memberikan perlindungan kepada alam daerah pesisir, karena saya sendiri takut misalnya hal ini tidak dicegah nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan” jelasnya.
Reporter : Astutik | Editor : Fauzan Al Anshari
