UIN Darurat Petugas Kebersihan

0 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

Kalijaga.co – Sebanyak 141 petugas kebersihan harus membereskan 29 gedung yang ada di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelum pukul 07.00 pagi. Rasio tersebut dianggap kurang, namun kampus tak bisa berbuat banyak lantaran keterbatasan anggaran.

Hal tersebut disampaikan Yogi, supervisor PT Intercipta, pihak ketiga penyedia jasa petugas kebersihan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kepada kalijaga.co, Yogi menuturkan 141 orang petugas kebersihan terbagi menjadi tiga yaitu, cleaning service sebanyak 102 orang, gondola 4 orang, gardener 30 orang dan sisanya adalah supervisor lapangan. Jika mau dibagi rata tiap gedung akan mendapat tiga pekerja kebersihan. Menurut Yogi gedung yang paling banyak mengambil porsi petugas kebersihan adalah gedung-gedung fakultas. Di setiap gedung fakultas diterjunkan sampai lima pekerja. 

Jumlah lima orang di setiap gedung fakultas ternyata tidak efisien karena setiap lantai hanya dikerjakan satu orang. Yogi menilai seharusnya di setiap lantai dikerjakan dua sampai tiga  orang. Tujuannya agar kerja dapat maksimal dan cepat mengingat gedung fakultas pasti selalu ramai pagi hari untuk perkuliahan. 

“Kenapa tiga orang itu karena yang satu fokus kamar mandi karena biliknya banyak. Terus yang dua itu bisa satu nyapu dan disusul ngepel,” katanya. 

Pagi hari memang menjadi jam-jam super sibuk bagi pekerja cleaning. Mereka setiap hari datang pukul 6 kemudian membersihkan ruangan. Ini harus dilakukan dengan cepat karena di jam 7 sudah ada kelas yang akan dipakai. 

Untuk mengatasi hal itu biasanya petugas kebersihan akan mengerjakan kelas yang dipakai terlebih dahulu. Jadi diutamakan di lantai tiga dan empat. Walaupun sudah berupaya untuk mempercepat kerja, ada saja beberapa dosen yang justru menyalahkan cleaning service ketika kelas belum siap dipakai.

“kadang ada dosen yang lucu juga gitu ya, dia ini dapat kelas di lantai tiga tapi karena masih pagi jadi make kelas yang di lantai satu padahal kita udah bersihin yang atas. Nanti bilangnya, gak sat-set,” cerita Yogi. 

Walhasil, petugas kebersihan harus berkejaran dengan waktu saat pagi hari dan berat jika ada anggota di satu area yang dipindahkan untuk membersihkan gedung lain secara mendadak, Convention Hall misalnya.

 “Rata-rata disini itu yang bersihin itu satu lantai satu orang, cukup berat memang. Rata-rata  yang jadi kendala itu semuanya minta pagi. Jadi semuanya kejar-kejaran sama jam,” tuturnya. 

Di satu sisi, lanjut Yogi, jika ada keluhan yang masuk terkait kualitas pekerjaan,maka pekerja di area itu akan dipanggil. Jika mengulang beberapa kali, maka akan terkena surat peringatan kemudian sanksi berat yaitu dipindahkan atau dikeluarkan. 

Sebagai penyedia jasa kebersihan di UIN sejak 2018, PT Intercipta melakukan komunikasi dengan baik dengan pihak kampus. Namun, terkadang ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.

  “Seringnya itu kampus ngasih infonya dadakan gitu. Kayak mau make gedung CH (Convention Hall) itu baru dikabarin h-1 jam. Sedangkan pekerja yang standby di CH hanya ada dua orang,” tandasnya. 

Informasi dadakan ini mengakibatkan supervisor mencari pengganti. Namun, mencari pengganti juga tidak mudah. Mengingat setiap petugas kebersihan disibukkan dengan porsi kerja masing-masing. Apalagi jika gedung tersebut dibutuhkan pada waktu pagi, sedangkan pagi adalah waktu tersibuk untuk membersihkan areanya. 

“Pegawai dan mahasiswa datang jam 7-8. Sedangkan kita jam 5-6 ketika ngerjain pagi jadi nunggu dulu. Beda kalau sudah terjadwal,” ujar Yogi. “ Biasanya pejabat ini karena sibuk jadi seringnya lupa ngabarin gitu,” lanjutnya.

Ditemui terpisah, Kepala Bagian Umum Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Radiman, menjabarkan anggaran yang dibutuhkan untuk membayar petugas kebersihan melalui penyedia jasa sebesar Rp 3 miliar per tahun. UIN menggunakan sistem kerja outsourcing berdasarkan peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Peraturan ini berdasarkan surat edaran nomor B/185/M.SM.02.02/2022 dari peraturan ini kampus tidak boleh lagi merekrut pegawai honorer, melainkan harus memakai perusahaan penyedia jasa.

Radiman menjelaskan, dalam sistem kerja outsourcing, UIN menggunakan tiga skema dalam menentukan pihak penyedia jasa. Tiga skema itu adalah pelelangan, kontrak dan penunjukkan. Untuk kerjasama kali ini kampus memakai sistem pelelangan dengan menggunakan e-katalog yang dimenangkan oleh PT Intercipta.

“dengan memakai sistem outsourcing ini pengeluaran sangat besar yaitu mencapai 3 miliar. Jumlah yang sangat besar itu karena ada peraturan untuk memberikan hak-hak seperti jaminan kesehatan dan hari tua pada pekerja outsourcing. Karena anggarannya besar diatas 200 juta maka itu lewat pusat, Jakarta,” jelasnya.(.)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

One thought on “UIN Darurat Petugas Kebersihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *