Petugas Kebersihan Perempuan Masih Rentan: Cuti Sehari Jelang HPL, Asap Rokok dan Rawan Pelecehan

0 0
Read Time:2 Minute, 24 Second

Kalijaga.co- Petugas kebersihan perempuan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam kondisi rentan. Izin cuti melahirkan didapat sehari menjelang Hari Perkiraan Lahir (HPL) menjadi salah satu contohnya. Pihak penyedia jasa tak bisa berbuat banyak, sementara kampus tak memiliki kewenangan lebih.  

Salah satu petugas kebersihan Perempuan, Desi (bukan nama sebenarnya), berbagi kisah kepada kalijaga.co beberapa waktu lalu. Desi menceritakan ketika dirinya masih tetap bekerja meskipun dalam kondisi hamil tua di tahun 2011 silam. Ia baru mengajukan cuti sehari sebelum HPL. Akibat kesibukan yang padat membuatnya tidak sadar ternyata sudah mendekati  jadwal kelahiran.  Keputusan ini ia ambil supaya setelah melahirkan dapat mengambil cuti lebih lama. 

“Paginya masih kerja, sorenya habis ashar mulai terasa terus ke bidan,”katanya.

Kondisi tidak nyaman saat bekerja kerap ia rasakan. Bayi dalam kandungan tiba-tiba bergerak aktif membuatnya beristirahat sejenak. Beruntung rekan kerja yang lain relatif pengertian, sehingga ia hanya mendapatkan tugas ringan, seperti menyapu lantai.

 “Padahal waktu itu kerja di lantai empat lho,” imbuhnya.

Saat itu, lanjut Desi, pihak UIN Sunan Kalijaga sudah memakai sistem kerja outsourcing, tetapi bukan dengan PT Intercipta. Sebelum mengajukan cuti, dia harus mencari pengganti terlebih dahulu. Beruntung tukang kunci di tempatnya bersedia untuk menggantikan.

“Kalau belum ada boleh izin, tapi harus cari penggantinya,”tandasnya. 

Niat hati ingin cuti lama setelah lahiran, tapi ia hanya mengambil cuti satu bulan. Anaknya yang baru berumur satu bulan diasuh oleh sang nenek. Di sisi lain proses pemulihan yang belum sempurna mengharuskannya untuk berhati-hati dalam bekerja. “Untuk bergerak saja tidak leluasa dan belum berani untuk angkat-angkat barang,” katanya.

Kisah pilu lain disampaikan Santi (bukan nama sebenarnya). Dia merasa tidak ada ruang istirahat yang representative untuk pekerja perempuan. Terlebih setiap gedung di UIN hanya ada 1 perempuan dari petugas kebersihan yang ada. Di fakultasnya, petugas kebersihan beristirahat di bawah anak tangga. Ruangan itu cukup kecil bersama tiga laki-laki, ditambah ada supir dekan dan tukang kunci yang ikut istirahat.

“Kalau mereka merokok, jilbab saya sampai ikut bau asap rokok. Pengap banget, jadi saya keluar,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dirasakan Rahma (bukan nama sebenarnya), cleaning service di salah satu fakultas. Di tempatnya bekerja ruang istirahat juga berada di bawah tangga. Ruangan itu hanya berukuran 4,5 meter dengan tinggi 1,1 meter. Ruangan itu hanya cukup jika ditempati cleaning service yang berjumlah 5 orang. “Yang di dalam itu bukan CS semua. Jadi ada yang nimbrung juga, jadi sempit dan banyak orang ,” papar Rahma.

Rahma hanya dapat beristirahat di depan ruangan duduk di sofa bekas. “Waktu pengennya merem ya ndak bisa. Di dalam juga ada kipasnya makanya bapak-bapak suka disitu,” ujarnya. 

Selain karena alasan ramai, ia juga merasa takut karena perempuan seorang diri. “Nyaman kalau hari Sabtu karena cuman kita berlima aja CS-nya. Kalau sesama CS aku masih berani di dalem, tapi ndak sampai tidur,” pungkasnya. (.)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *