Kalijaga.co – Tugas kuliah oleh beberapa mahasiswa dianggap beban. Namun berbeda dengan Ucup, seorang joki tugas yang mengubah tugas kuliah menjadi rupiah. Dalam sehari dia bisa mengerjakan enam tugas dari program studi yang berbeda.
Kalijaga.co berhasil membuat janji dan bertemu untuk melakukan wawancara dengan Ucup, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang membuka jasa mengerjakan tugas kuliah alias joki tugas. Awalnya dia hanya berniat membantu teman yang kesulitan mengerjakan tugas. “pada akhirnya kayak yaudah ini kamu aja yang buat, nanti saya bayar,” katanya.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir Ucup sudah punya ‘pelanggan’ tetap. Penghasilan yang didapat dari jasa joki tugas telah menyentuh angka Rp 500.000 sebulan.
Lama bergelut di bisnis abu-abu menjadikannya hafal dengan tipikal mahasiswa dermawan yang menghargai karya hasil jerih payahnya. Menurut Ucup, orang pasti rela membayar mahal jika sudah puas pelayanan yang Ia berikan. Strategi tersebut banyak berhasil memang, apalagi pada mahasiswa yang sudah dikejar dosen, berapapun angkanya pasti akan dipenuhi.
“tapi sebenarnya saya itu jarang menarifkan ini harus bayar 25 ribu atau 50 ribu (per makalah). Saya lebih suka Ssya kerjakan dulu, kemudian nanti terserah kamu mau bayar berapa.” Ujarnya.
Moment UAS dan UTS dapat dikatakan sebagai musim panen. Tak jarang ketika orderan menumpuk, Ia menghubungi koleganya dari universitas lain untuk bekerja sama. Dari sana, Ucup masih bisa mendapatkan 30% bagian dari mencarikan client.
“soalnya kadang-kadang mereka tuh kayak gini, misalkan ada dosen yang ngebuat suatu tugas UTS lah apa UAS gitu. Nah mereka ini misalkan individual, nah 4-4 orangnya ini kadang ngechat saya semua. Nah itu jadinya borongan gitu, borongan langsung 4 saya kerjain.” tandasnya.
Sering kali Ucup merasa heran ketika ada mahasiswa yang tidak dikenal menghubungi nomor whatsapp-nya untuk meminta bantuan. Padahal Ia hampir tidak pernah mempromosikan apa yang ia kerjakan. Selalu ada mahasiswa yang mendapatkan nomornya membuatnya susah menolak rezeki yang diberikan padanya tersebut.
“padahal saya ya.. paling sekali apa dua kali lah buat postingan (story). Itu juga di wa yang lingkupnya paling teman-teman aja gitu. Dan ini malah dari teman-temannya itu malah tambah cepat menyebar. Malah sekarang Saya tanpa promosi pun udah… pasti datang aja, ada aja pasti. Karena mungkin dari temannya, udah tahu dari temannya segala macem.” tutur Ucup.
Menurut Ucup, ada dua hal yang menyebabkan mahasiswa gagal memenuhi beban akademik pribadi. Alasan pertama sebab menunda-nunda mengerjakan tugas, kemudian absennya semangat belajar untuk lebih memahami. Dia pun berharap mahasiswa bersedia mengerjakan tugasnya sendiri.
“Kalau bisa kerjakan, kerjakan (sendiri). Kalau bisa kerja kelompok, kerja kelompok. Kalau misalkan bisa nanya kepada temannya, yang mungkin bisa jadi patokan kita gitu. Nah itu bisa ditanya juga yang lebih mahir dari kita gitu.,” pesan Ucup. (i)
Reporter: Tim Lipsus I Editor: Irawan Wibisono