Kisah Unik: Satu Rumah Warga ‘Nyempil’ di Tengah Kampus UIN Jogja

0 0
Read Time:3 Minute, 9 Second

Kalijaga.co – Sekilas tak ada yang aneh dari bangunan-bangunan yang ada di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Namun jika dilihat lebih cermat, ada sebuah bangunan yang ternyata bukan bagian dari kampus melainkan rumah hunian warga.

Rumah tiga lantai tersebut berada di kampus barat, tepatnya di depan Gedung Kuliah Terpadu (GKT). Bangunan yang berdiri di atas lahan sekitar 300 meter persegi itu kini digunakan sebagai warung makan dan tempat kos di lantai dua dan tiga. Warung makan dengan harga miring menjadi jujugan mahasiswa di sekitarnya. Sementara sembilan kamar kos dihuni oleh mahasiswi UIN.

Kepala Bagian Umum Biro Administrasi dan Keuangan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Radiman, mengatakan pemilik rumah tidak bersedia pindah saat ada penataan kampus pada medio 2004-2005. Kala itu kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) tengah melakukan transformasi menjadi UIN. Demi cita-cita tersebut, pihak kampus membutuhkan lahan baru untuk digunakan sebagai fasilitas pendukung sehingga harus melakukan pembebasan tanah.

“Saya juga belum di sini waktu itu sih, jadi nggak begitu tahu. Saya hanya memetik menurut sejarah ya, cuman ada yang mungkin lebih paham terkait itu, yang lebih senior, yang pelaku sejarah di sini,” katanya saat ditemui Kalijaga.co beberapa waktu lalu.

Pemilik rumah di depan GKT, lanjut Rajiman, adalah warga asli yang tinggal di Lokasi tersebut. Beberapa kali pihak kampus melakukan pendekatan kepada pemilik namun selalu gagal. “mereka itu masih ingin tinggal di sini karena mungkin nyaman, lokasinya ada di dalam kampus, keamanannya mungkin terjaga,” tandasnya.

Dalam sejarah usaha relokasinya, pihak kampus tidak pernah menimbulkan gejolak dan kegaduhan masyarakat. Sejak awal, pendekatan personal selalu dipilih untuk melaksanakan program tersebut. “Karena kan bagaimanapun itu manusia, harus di wongke dalam Bahasa Jawa agar lebih baik,” imbuhnya.

Jika demikian, apakah rumah tersebut bakal tetap menjadi bangunan ‘unik’ di kampus UIN Sunan Kalijaga? Radiman menegaskan saat ini kampus tidak menjadikannya agenda prioritas. Terlebih untuk melakukan pembebasan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit.

“pembelian itu kan juga harus dianggarkan dan seterusnya. Itupun juga harus disesuaikan dengan kebutuhan. Biar seperti itu dulu. Toh dia tidak mengganggu kita, mungkin seperti itu. Tapi yang jelas selama ini kita sudah persuasi,” pungkasnya.

Sementara itu Kalijaga.co mencoba mencari pemilik rumah yang ‘nyempil’ di kampus barat namun hingga kini belum mendapatkan hasil. Menurut informasi, pemilik bangunan berdomisili di Jakarta. Tak ada jadwal pasti kapan pemilik rumah akan pulang dan berkunjung. 

“Setelah berkeluarga, pemilik rumah memang jarang sekali pulang. Minimal setiap bulannya pulang untuk menengok kondisi rumah dan kosan,” ungkap Muhammad Mahfud, pemilik warung. 

Menurut Mahfud, rumah tersebut adalah milik keluarga Suhono, seorang prajurit tentara. Sang pemilik diketahui sudah meninggal. “sekarang diturunkan ke anaknya, Dodot yang sudah berkeluarga dan bekerja di Jakarta,” lanjutnya.

Dia menjelaskan salah satu alasan pemilik rumah masih belum mau melepas tanahnya karena belum merasa cocok dengan harga yang ditawarkan oleh kampus. “zaman rektornya Profesor Ahmad Minhaji itu ditawar 2,5 atau 3 juta, tapi ini mintanya 6 juta per meter,” terangnya.

Mahfud sendiri hanya menyewa kios di rumah tersebut untuk digunakan sebagai kantin. Kantin inspirasi, begitu dia menyebutnya, telah beroperasi sejak 2004. Banyak dosen yang dahulu mahasiswa UIN menjadi pelanggan kantinnya. Salah satunya adalah kawan seangkatannya saat kuliah, Abdur Rozaki, Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga. “Saya dulu lulusan syariah di sini tahun 1996. Saya awalnya jualan buku lesehan tahun 1998, sampai akhirnya pada tahun 2004 memutuskan untuk menyewa tempat ini dan membuka kantin,” terangnya.

Dengan adanya peran kos dan kantin menjadikan tambahan pertimbangan untuk merelokasi bangunan ini. Karena yang dipikirkan bukan hanya kepentingan pemilik rumah dan pihak kampus, tetapi nasib penghuni kos dan pemilik kantin juga harus dipertimbangkan.

Meski begitu, Mahfud selalu siap apapun keputusan pemilik rumah kedepannya. “yang namanya pembangunan itu kan selalu mengorbankan kepentingan masyarakat marjinal. Jelas, kalau pemilik rumah mengikhlaskan untuk diberi ke UIN, ya saya harus siap,” pungkasnya. (.)

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

One thought on “Kisah Unik: Satu Rumah Warga ‘Nyempil’ di Tengah Kampus UIN Jogja

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *