Pemberdayaan Difabel Melalui SHG Lorog: Perjalanan Menuju Kemandirian

2 0
Read Time:2 Minute, 13 Second

Kalijaga.co- Desa Lorog, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo, baru-baru ini menyaksikan lahirnya kembali sebuah komunitas luar biasa yang bertujuan memberdayakan kaum difabel di komunitasnya. Self Help Group (SHG) Lorog dibentuk atas cetusan Edi, Ketua Komunitas Sehati Sukoharjo pada tahun 2018, yang merupakan sebuah kelompok untuk membantu para difabel agar dapat memiliki potensi, keterampilan, dan kemandirian yang lebih baik dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hal ini dipaparkan juga oleh Ketua SHG Lorog, Paiyem

Tujuannya adalah agar kita bisa berkarya sendiri, bisa mandiri serta berdiri sendiri dan tidak bergantung dengan orang lain, ucapnya.

Namun sejak SHG Lorog berdiri, telah dilanda berbagai tantangan, salah satunya adalah penurunan aktivitas pada tahun 2020 yang terjadi akibat pandemi COVID-19. Sehingga komunitas ini baru aktif kembali pada awal tahun 2024 ini.

“Sebenarnya berdiri sudah lama, tapi dulu ketua nya meninggal, jadi harus dirintis kembali. Kemudian karena dulu kan juga COVID-19 tuh, dampaknya COVID-19 juga bikin ga bisa kumpul- kumpul, jadi ya dirintis kembali selama 6-7 bulan ini.” Ujarnya.

Saat ini komunitas SHG, terdiri dari 15 orang anggota aktif dengan usia rata-rata 28 tahun ke atas dan terdiri atas berbagai jenis disabilitas seperti difabel tuli, netra, dan Orang Dalam Gangguan Psikososial (ODGP). Komunikasi dalam komunitas ini dibantu oleh penerjemah bahasa isyarat dari komunitas Sehati Sukoharjo, yang memastikan bahwa semua anggota termasuk yang memiliki berbagai jenis disabilitas dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan.

Kegiatan komunitas SHG Lorog meliputi berbagai pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan anggotanya. Baru-baru ini, SHG Lorog telah menyelesaikan pelatihan pembuatan keripik tempe, pengemasan, serta cara memasarkan produk melalui media sosial. Kegiatan pelatihan ini telah dilakukan sebanyak 2 hingga 3 kali, dengan harapan agar anggota komunitas bisa mengembangkan keterampilan mereka dan memperluas pasar produk mereka. Selain memproduksi keripik tempe, SHG juga berencana untuk memproduksi arang dan beternak kambing di masa depan.

Antusiasme dan dukungan dari masyarakat setempat sangat membantu komunitas SHG dalam mewujudkan tujuannya. Dukungan dan doa dari masyarakat sangat diharapkan agar komunitas ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi lebih banyak orang. Sejak awal berdirinya, komunitas ini mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai pihak.

Margito, salah seorang perangkat Desa Lorog, telah menunjukkan komitmennya dengan selalu hadir dalam setiap acara rutin Komunitas SHG Lorog. Selain perangkat desa, dari pihak Posyandu yaitu Santi jugaturut berperan aktif dalam memberikan dukungan, termasuk dalam hal penyediaan fasilitas dan bantuan dana.

Komunitas SHG adalah contoh nyata bagaimana sebuah inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan difabel dapat membawa perubahan positif dalam kehidupan mereka. Dengan dukungan yang terus mengalir dan semangat yang tidak pernah pudar, komunitas ini berkomitmen untuk mencapai kemandirian dan memberikan kontribusi yang berarti bagi masyarakat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *