2
0
Kalijaga.co- Salah satu pabrik roti di Desa Lorog yang sudah berdiri sejak tahun 2009 telah mengalami perkembangan yang signifikan meski berada di daerah pedesaan. Usaha yang dirintis oleh Joko ini terinspirasi oleh pengalaman beliau yang pernah berkecimpung dalam mengelola usaha donat di Bali.
Cara kerja pembuatan roti yang dikira lebih mudah dibandingkan dengan donat, membuat beliau memutuskan untuk memulai usaha produksi roti dengan nama Modern Bakery. Pemilihan nama ini tentunya mempunyai alasan tersendiri, dimana dibalik nama tersebut owner Modern Bakery mempunyai harapan yang besar akan perkembangan usahanya agar tetap mampu bersaing di trend yang semakin modern, sehingga tetap mampu menarik perhatian konsumen.
Dalam perjalanan bisnisnya, Modern Bakery tidak hanya berhenti pada satu nama. Setelah sukses dengan brand Modern Bakery mereka juga memperkenalkan nama brand baru yakni Royal Bakery. Langkah tersebut diambil sebagai salah satu strategi untuk memperluas jangkauan pasar. Hal ini tentunya juga memberikan kontribusi yang positif tidak hanya bagi pabrik tetapi juga bagi para distributor.
Berkat usaha dan kerja sama dari owner dan karyawan Modern Bakery, membuat usaha yang awalnya hanya berbentuk produk rumahan dalam skala kecil menjadi semakin berkembang pesat hingga dapat menjangkau konsumen dari berbagai daerah, hal tersebut disampaikan langsung oleh Sunardi, selaku Supervisor Modern Bakery.
“Jadi dulu ketika saya masuk sini kan sudah berdiri selama satu tahun, dulu itu kecil sekali, ibaratnya dulu itu produksi satu hari paling banyak 7 sak, begitu saya masuk kemudian memberikan masukan masukan kepada owner-nya akhirnya dapat berkembang terus, saya berani memberikan masukan tersebut karena sebelumnya saya sudah pernah bergelut di bidang roti itu hampir 20-an tahun. Jadi saya minta mesin atau alat-alat lain selagi untuk kemajuan pabrik maka ownernya akan selalu menyanggupi”, ujarnya.
Distribusi produk yang awalnya hanya mencakup wilayah Sukoharjo kini telah meluas ke berbagai kota di Jawa Tengah dengan pengiriman melalui agen satu ke agen yang lain. Namun, pabrik juga menghadapi tantangan, terutama terkait kualitas bahan baku seperti tepung yang kadang mengalami penurunan kualitas sebelum masa kedaluwarsanya habis. Untuk mengatasi ini, Modern Bakery selalu melakukan pengecekan kualitas bahan baku sebelum digunakan dalam proses produksi.
Proses pembuatan roti di Modern Bakery melibatkan berbagai bahan baku seperti tepung, margarin, ragi, pengembang, dan air, yang kemudian diolah menggunakan mesin cetak roti modern bernama Breadline. Setelah melalui proses fermentasi selama tiga jam, roti dipanggang dalam oven selama sekitar 10 menit sebelum siap dipasarkan.
Untuk menjaga daya saing produk yang semakin ketat, Modern Bakery terus berupaya menghadirkan inovasi produk baru salah satu rencana inovasi ke depan adalah menciptakan roti gepeng semacam pia, untuk menambah variasi produk dan menjaga agar bisnis tidak monoton.
Modern Bakery juga berkomitmen untuk memberdayakan tenaga kerja lokal. Dari 18 karyawan yang bekerja di pabrik, sebagian besar merupakan warga lokal, sementara para sopir berasal dari luar daerah salah satunya Banyumas. Dalam hal ini, dukungan masyarakat terhadap Modern Bakery sangat positif, terutama karena pabrik mampu menyerap tenaga kerja lokal dan sering memberikan kontribusi sosial kepada masyarakat sekitar.
Harapan ke depan bagi Modern Bakery adalah tetap bisa mempertahankan kelancaran produksi dan distribusi, serta terus diterima oleh konsumen. Meski persaingan di wilayah Sukoharjo belum terlalu ketat, Modern Bakery tetap berusaha memberikan yang terbaik melalui inovasi produk dan peningkatan kualitas layanan. Dukungan masyarakat yang kuat juga menjadi fondasi bagi keberlanjutan bisnis ini.
Secara keseluruhan, Modern Bakery telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak didirikan, dan terus berusaha menjadi pemain utama dalam industri roti di Jawa Tengah. Dengan komitmen terhadap kualitas, inovasi, dan pelayanan, Modern Bakery optimis akan terus berkembang dan memenuhi kebutuhan konsumen di masa depan.
Reporter : Laurenta Tarafillah dan Ismi Hayyum (Kontributor) | Editor : Najwa Azzahra
