Kursus Bahasa Inggris di Englishopedia, Biayanya Cuma Seharga Gorengan Bahkan Gratis

0 0
Read Time:5 Minute, 37 Second

Kata siapa kursus bahasa Inggris mahal? Di Englishopedia, cukup lima ribu rupiah saja sudah bisa ikut kursus, bahkan ada yang gratis. Waryono Malakiano selaku founder Englishopedia juga menjamin kualitas Englishopedia bukan kursus bahasa Inggris yang murahan.

Kalijaga.Co-Duduk santai bersama teman, ngobrolin banyak hal memang suatu hal yang wajar dikalangan mahasantri (mahasiswa sekaligus santri). Balkon depan kamar lantai dua adalah tempat paling favorit untuk diskusi ringan. Satu teman saya tak sengaja nyeletuk (spontan bicara) tentang tempat kursusan bahasa inggris gratis yang ada di dekat Pondok Krapyak. 

Awalnya saya menganggap itu hanya lelucon belaka saja, seperti kabar yang terbawa angin. Tapi, kali ini raut muka dia serius, tak seperti biasa yang suka dagelan. Saya pun penasaran dan setengah yakin dengan ucapan tersebut.

Tambah serius, tangan teman saya menyodorkan pamflet beserta (BC an) kursus gratis di layar smartphone. Saya mangut-mangut penasaran, tak selang lama ia kirim pamflet beserta (BC an) tersebut kepada saya. Cukup sederhana, kira-kira seperti ini tulisan (BC an) kursus Bahasa inggris gratis.

“(KURSUS BAHASA INGGRIS GRATIS DI JOGJA – enter 1 kali – offline – enter 1 kali –  Wa Group (bawahnya ada link) – enter sekali – ADA YANG GRATIS NGAPAIN BAYAR)”.  Tulisan (BC an)  yang simpel memungkinkan orang tidak akan percaya begitu saja, tapi benar adanya.

Lokasi Enghlishopedia

Saya coba menghubungi contact person pengelola kursusan tersebut pada hari Rabu siang 28/02/2024 pukul 12.08 WIB. Dua puluh menit kemudian terbalas pesan saya. Singkat cerita, saya janjian bertemu dengan pengelola Enghlishopedia

Kamis sore, saya bergegas ke tempat Enghlishopedia, sengaja datang lebih awal ke sana karena khawatir telat dan mengganggu aktivitas di kursusan. Bagi saya mudah saja menemukan lokasi Enghlishopedia, karena paham betul lokasi tersebut. Terletak di Jl. Jogokariyan No. 57 Kota Yogyakarta. Tidak terlalu jauh dari Masjid Jogokariyan.

Masuk ruangan berukuran kurang lebih 5×7, saya disambut hangat oleh pengelola sekaligus inisiator Enghlishopedia  dan enam siswa yang duduk saling berhadap-hadapan. Saya memperkenalkan diri dan dipersilahkan duduk. Saya berbincang, basa-basi sebentar dengan inisiator sebelum kelas kursus bahasa inggris dimulai.

Tak lama, lima belas menit berlalu inisiator sekaligus guru itu memulai kelas kursus bahasa inggris. Saya duduk dibelakang menyaksikan dan mengamati pembelajaran dalam ruangan tersebut. Ruang kelas dengan fasilitas yang cukup lengkap membuat nyaman proses belajar bahasa inggris.

Sekitar dua jam kemudian, kelas itu selesai. Para siswa satu persatu meninggalkan tempat, satu-dua berjabat tangan, melambaikan tangan, memasang sepatu lantas cabut meninggalkan Enghlishopedia. Saya segera pindah posisi di kursi paling ujung depan dekat dengan meja pengajar, agar bisa ngobrol agak panjang dengan pengajar bahasa Inggris.

Bukan Bisnis Kelas Bahasa

Ada harga ada kualitas, tapi itu tidak belaku untuk kelas kursus bahasa inggris di Enghlishopedia. Waryono Malakiano (46) selaku founder sekaligus pengajar tunggal tak pernah mengambil keuntungan finansial dari kelas yang dibangunnya, karena ia menimbang tidak efektif untuk dijadikan bisnis kursusan bahasa Inggris.  

“Disini tidak efektif dijadikan pendapatan utama, alias rugi,” ujar Waryono.

Lantas, apa alasan mendirikan Enghlishopedia kalau bukan buat bisnis?

Setidaknya ada dua alasan Waryono mendirikan Enghlishopedia. Pertama, karena niat bersedekah ilmu atau menyebarkan ilmu. Ia meyakini bahawa sesuatu yang disedekahkan pasti akan kembali pada dirinya. Banyak kemanfaatan mengucur deras yang telah ia rasakan sampai saat ini.

“Ini memang saya yakini untuk memicu rejeki-rejeki yang lain. Itu yang kadang orang tidak paham bahwa memberi itu akan diberi berlipat-lipat ganda,” ungkap Pria paruh baya itu. 

Alasan kedua, Waryono mengakui kelas yang ada di Enghlishopedia sebagai sarana komunikasi kepada Tuhan. Sekaligus bentuk mensyukuri ilmu yang dimiliki dengan cara menyebar luaskan ilmu ke sesama manusia, tidak dipendam sendiri. 

“Enghlishopedia adalah cara saya berkomunikasi dengan yang Maha Kuasa, kalau saya tidak punya kelas bahasa inggris ini, mungkin saya tidak membuka semua ini (tangannya sambil menunjuk-nunjuk keberhasilanya),”ujarnya.

Kelas Lima Ribu, Bahkan Gratis.

Saat ini Enghlishopedia memiliki dua kelas. “Kelas Lima Ribu” dan “Kelas Gratis (tanpa dipungut biaya)”.  Secara keseluruhan dua kelas tersebut tidak banyak perbedaan signifikan. hanya saja yang membedakan keduanya adalah intensi jam pelajaran.

“Kalau yang gratis itu 1 minggu sekali durasi 90 menit, kalau yang 5 ribu 2 kali dalam seminggu dengan durasi 2 jam,” beber Waryono.

Untuk mengikuti kursus Bahasa inggris di Enghlishopedia tidak butuh syarat khusus, alias sangat mudah masuk kursusan ini. Supaya bisa mengikuti Kelas Lima Ribu cukup membayar uang seratus ribu. Bisa dibayarkan pada pertemuan pertama masuk kelas atau transfer sebelumnya.

Sedangkan Kelas Gratis, terdapat syarat uang komitmen atau uang jaminan supaya siswa kelas ini berkomitmen mengikuti kelas dari pertemuan pertama sampai akhir. Uang komitmen ini bisa ditarik kembali oleh siswa, asalkan mengikuti minimal 10 kali pertemuan. Adapun uang komitmen ini sebesar seratus ribu rupiah. 

“Kalau kelas 5 ribu dia bayar 100 ribu untuk 3 bulan. “Kalau yang kelas gratis itu 100 ribu buat jaminan. Kalau mereka (siswa) hadir 10 kali pertemuan uangnya dikembalikan,” jelas Waryono.

Namun, kalau benar-benar tidak punya uang, uang komitmen itu bisa diganti dengan cara yang lain.

“Jadi untuk menjamin siswa itu serius dan beneran belajar bahasa inggris, cukup menitipkan uang seratus ribu, kalau tidak mampu bisa menitipkan KTP atau SIM, bila tidak punya bisa pakai ijazah,” ujarnya.

Tidak Terlepas Dari Berbagai Rintangan

Usahanya mendirikan dan menjalankan Englishopedia tidak melulu mulus. Waryono juga pernah mengalami keadaan yang kurang mengenakkan. Pernah terjadi kasus oknum siswa Englishopedia yang tidak serius mengikuti “Kelas Gratis”. Seperti siswa yang masuk kelas disetiap pertemuan dengan semaunya sendiri. 

“Dulu pernah bikin kursusan sekitar banyak siswanya gitu, eh ternyata kalau tidak ada jaminannya, mereka semaunya.  Akhirnya sekarang diharuskan ada jaminannya. Dulu jaminan selain uang, bisa pakai KTM, tapi ada beberapa anak karena merasa KTM nya tidak berguna ya tidak diambil.” tutur Waryono sambil tertawa renyah meskipun kurang mengenakkan.

Tantangan lain yang dihadapi adalah tidak sedikit orang yang tidak percaya dengan kursus bahasa inggris gratis di Englishopedia. Banyak orang yang salah mengira bahwa kursus gratis itu tidak berkualitas. Dugaan orang-orang  itu perlu diluruskan, bahwa di Englishopedia adalah tempat untuk berproses dan belajar bahasa Inggris dengan harga merakyat, tapi berkualitas. 

“Banyak orang yang enggak percaya dengan layanan gratis. Karena, orang sekarang kalau ada harga murah itu pasti murahan, kalau gratis pasti lebih murahan lagi. Kira-kira seperti itu, masih banyak orang yang percaya itu.” ujarnya.

Waryono merasa berkurang tantangan besarnya itu ketika ada media yang meliput Englishopedia. Karena, hasil dari liputan tersebut dapat memberitahu masyarakat luas bahwa ada kursus hahasa Inggris yang tidak menggunakan kata “murah” dan “gratis” sebagai kedok penipuan sehingga masyarakat tidak percaya, alias kebohongan.

“Ketika ada liputan dari media atau dari surat kabar apa gitu, itu sangat membantu. Hati nurani setiap orang pasti cinta kebaikan, tapi di zaman sekarang banyak oknum yang menggunakan kata murah dan gratis sebagai kedok penipuan. Sehingga masyarakat tidak percaya lagi dan bahkan curiga jika itu hoax.” Pungkas Waryono.

Penulis : M. Aufa Mafaza

Editor : Ilham Dwi Rahman

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *