Kalijaga.co – Perkuliahan tidak harus berada di dalam kelas. Pada mata kuliah produksi berita, Sembilan orang mahasiswa Prodi KPI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melakukan Kuliah Lapangan di Jakarta pada Kamis (02/05). Kuliah di lapangan ini berbentuk kunjungan media di SinPo.id,Tempo dan iNews.
SinPo.id yang menjadi kunjungan pertama memberikan materi terkait jurnalisme kontemporer. Pada saat diskusi terkait aliran jurnalisme ini terdapat beberapa perbedaan dengan yang diajarkan dalam kelas. Salah satunya adalah sumber berita. SinPo.id memiliki kualifikasi sumber berita yang berjenjang. Sumber berita paling akurat adalah kitab suci. Bayu Primanda selaku Redaktur Pelaksana menjelaskan dalam pemberitaan kitab suci sangat diperbolehkan untuk dicantumkan. Kitab suci dalam agama Islam, Kristen atau yang lainnya. Sumber berita kedua adalah buku dan jurnal ilmiah. SinPo.id selalu melakukan rujukan pada buku atau jurnal, bukan hanya dari podcast publik figur.
“Dari buku dan jurnal ilmiah itu telah diuji dengan berbagai ilmu pengetahuan. Pengujinya juga dengan banyak orang yang mereview, jadi informasi di dalamnya bisa terjamin,” jelas Bayu.
Sumber berita ketiga adalah media. Media yang dimaksud adalah media massa berbentuk pemberitaan. Bukan hanya media online, tapi juga seperti televisi atau radio. Sumber berita yang terakhir adalah media sosial. Bayu menerangkan bahwa media sosial adalah opsi paling terakhir untuk dijadikan sumber berita karena sifatnya yang abu-abu.
“Kalau media sosial itukan tidak ada batasan, tidak ada verifikasi dan memang semua orang dapat berbicara semaunya. Jadi informasi yang ada di media sosial cenderung berpotensi hoax,” papar Bayu.
Menurut Bayu, seorang jurnalis tidak melulu soal profesi, tapi juga dapat mengungkap fakta yang layak dan akurat bagi masyarakat. Jurnalis bukan robot yang hanya mengejar target medianya, karena kemudian akan rawan menghalalkan segala cara. Hal yang paling mudah terlihat ketika jurnalis memasukkan data-data tidak akurat bersumber hanya dari media social.
Hampir 20 tahun menjadi jurnalis, Bayu memaparkan esensi sesungguhnya dari jurnalis adalah penjaga hubungan kemanusiaan. Ia memaparkan jurnalis akan mengenal banyak orang dan di sanalah kewajiban untuk menjaga hubungan dengan narasumber, bukan hanya mengeksploitasi narasumber demi sebuah informasi.
“Kalau kita sudah dekat dengan orang, maka mudah saja untuk mendapat informasi awal,” paparnya.
Bayu juga membahas produksi berita investigasi. Berdasarkan pengalamannya relasi dan hubungan yang kuat dengan banyak narasumber menjadi faktor keberhasilan produksi investigasi.
“Investigasi itu cuman butuh literatur dan jaringan yang banyak,” ungkapnya.
Reporter : Maria Al Zahra | Editor : Nanik Rahmawati