Kalijaga.co – Dimulainya bulan Ramadhan pada tanggal 12 Maret silam membawa sukacita bagi siapa saja yang menyambutnya, terutama umat muslimin di Indonesia. Saat yang paling ditunggu-tunggu saat Ramadhan ialah mendekati waktu berbuka puasa atau yang biasa disebut ngabuburit. Tidak hanya bagi umat muslim yang menunggu selama menahan lapar, haus, dan hawa nafsu 12 jam, umat selain muslim pun juga kerap ditemukan ‘menyisakan’ dagangan takjil sebelum umat muslim pukul lima sore.
Salah satu hal yang unik ketika bulan Ramadhan adalah lomba berburu ke masjid untuk mendapat takjil buka puasa secara gratis, tak terkecuali di Yogyakarta. Menurut BAPPEDA DIY, kota yang dikenal sebagai Kota Pelajar ini diramaikan oleh 640.658 pelajar dan mahasiswa lokal maupun perantauan pada waktu bulan Ramadhan. Maka, tak heran jika menjelang buka puasa hampir di seluruh sudut kota Jogja akan dijumpai mahasiswa yang berburu (war) takjil atau makanan untuk berbuka puasa.
Data dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) menunjukkan, mahasiswa terbanyak berasal dari ilmu pendidikan dengan jumlah 1.371.105 mahasiswa. Begitu pun halnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, mahasiswa Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan (FITK) mendominasi persentase mahasiswa dengan mencapai 4,026 mahasiswa dari 20 ribu mahasiswa yang tersebar di delapan fakultas dan satu magister.
UIN Sunan Kalijaga (UIN SUKA) sendiri memiliki satu laboratorium agama yang biasa disebut dengan Masjid Kampus (Maskam) UIN SUKA. Bulan Ramadhan tahun ini, Maskam UIN SUKA menyediakan 300 porsi per harinya untuk buka bersama, dengan satu porsinya yang dipatok seharga 10 ribu rupiah.
Aghniya Aunillah, Ketua Panitia Bulan Ramadhan di Maskam UIN SUKA menuturkan, jumlah yang cukup sedikit itu dikarenakan minimnya bantuan dari kampus.
“Kami dari panitia ada namanya divisi sponsorship dan itu yang bertugas buat cari dana. Pembentukan panitia ini udah dari bulan Oktober 2023. Selain dari sponsor, Kami juga minta sumbangan (tendik) dari tiap fakultas. Biasanya satu fakultas itu kasihnya tiga juta,” tutur Aghniya.
Sejatinya, buka puasa di Maskam UIN SUKA mengalami kenaikan dalam penyediaan jumlah porsi menu makanan dari tahun-tahun sebelumnya. Jika dibandingkan tahun 2023 yang hanya menyediakan sebanyak 150 porsi, dan di tahun 2022 yang tidak menyediakan sama sekali makanan untuk berbuka.
Menurut keterangan dari Aghniya, di tahun tersebut Maskam UIN SUKA hanya menyediakan lahan untuk membuka lapak dagangan pedagang seperti mi ayam, soto, dan juga lapak dagangan untuk mahasiswa.
Dengan porsi sejumlah itu, porsi buka puasa yang dibagikan Maskam UIN SUKA tiap harinya terbilang sangat sedikit jika dibandingkan dengan porsi buka puasa masjid di Kampus Gadjah Mada. Di UGM, terdapat dua masjid yang menyediakan buka puasa, yaitu Masjid Mardiyyah dan Masjid Kampus (Maskam) UGM.
Masjid Mardiyyah UGM dalam satu harinya menyediakan 700 porsi makanan bagi mahasiswa dan masyarakat, sementara Maskam UGM menyiapkan sebanyak 1.500 porsi buka puasa dengan harga per porsinya terpatok seharga 20 ribu rupiah.
Ahmad Ziyan yang didapuk sebagai Ketua Takmir Masjid Mardiyyah menerangkan bahwa UGM memberikan bantuan dana sebesar 1,3 miliar untuk bulan Ramadhan. Dana itu kemudian dialokasikan untuk berbagai pos seperti menu buka puasa, snack pengajian setelah tarawih, dan pembiayaan transport pemateri ustaz atau guru besar yang memberikan ceramah di Masjid Mardiyyah.
Jika ditotal, jumlah porsi buka puasa dari ketiga masjid kampus tersebut hanya mencapai 2.500 porsi. Jumlah porsinya tersebut tidak dapat diberikan kepada seluruh Mahasiswa FITK UIN SUKA yang berjumlah 4.026 orang. Perlu 1.526 porsi buka puasa lagi untuk dapat dibagikan satu-satu kepada seluruh mahasiswa FITK.
Reporter : Maria Al-Zahra, Aufa Mafaza, Nanik Rahmawati | Editor : Umar Hasan | Sumber Foto : Instagram/@masjiduinsk