Kalijaga.co – Club Astronomi Santri Assalam (CASA) organisasi yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Asssalam Surakarta melakukan pengamatan bulan muda (Rukyatul Hilal) Ramadhan pada Minggu, 10/03. Hasil Pengamatan ini menunjukkan bahwa posisi hilal Ramadhan 1445 masih belum terlihat. Jadi, belum bisa diputuskan esok hari tanggal 1 Ramadhan 1445. Sehingga 1 Ramadhan 1445 ditetapkan lusa atau tanggal 12 Maret 2024.
AR Sugeng Riyadi, Ketua CASA sekaligus Pemimpin Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta, menyampaikan hasil pengamatannya. Posisi hilal awal Ramadhan 1445 H di Assalam masih belum terlihat, ketinggiannya belum mencapai 7 derajat.
“Kalau hilal nggak kelihatan , penyebabnya bisa karena mendung, walaupun langit cerah. Kadang kalau langit cerah tapi ketinggiannya segitu ya ga kelihatan. Syaratnya kelihatan ya ketinggiannya di atas 7, kemudian langitnya cerah,” jelas AR.
Hasil pengamatan CASA hilal Ramadhan 1445 H
Hasil dari pengamatan yang telah dilakukan akan diserahkan kepada Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) sebagai salah satu acuan dasar dalam menentukan awal Ramadhan. Pelaporan hasil pengamatan tidak hanya berskala nasional saja. Namun, juga melaporkan hasil pengamatannya berskala internasional.
Kegiatan tersebut tercatat setiap tahunnya dalam Islamic Crescents Observation Project (ICOP). Badan internasional yang mewadahi hampir setiap catatan Rukyatul Hilal di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Itu semua kami laporkan di ICOP. Dan itu bisa dilihat setiap bulannya. Laporan ICOP yang dari Indonesia itu ya, dari sini satu-satunya,” ujar AR.
Hasil pengamatan CASA hilal Ramadhan (1441 H – 1445 H)
Kriteria Rukyatul Hilal yang dipakai oleh CASA mengacu pada kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura). Kriteria tersebut mengukur ketinggian hilal dan elongasi pada titik 3 derajat dan 6,4 derajat. Artinya, jika hilal berada di posisi lebih rendah dari ukuran satuan tersebut, maka dianggap belum terlihat dan belum diputuskan bahwa esok hari akan dimulai 1 Ramadhan.
Acuan yang dipakai CASA dalam menghitung Rukyatul Hilal
Jika hilal masih belum terlihat, Kemenag RI akan menggunakan metode hisab (penghitungan). Dimana acuannya berdasarkan bulan Sya’ban. Jika seluruh bulan Sya’ban terhitung 30 hari, maka bulan Ramadhan akan berjumlah 29 hari.
Tri Ratna Wulandari, salah satu pengurus CASA menuturkan meskipun CASA selalu mengirimkan laporan hasil pengamatan hilalnya, bukan berarti penentuan 1 Ramadhan juga selalu mengikuti pemerintah. CASA tetap memegang teguh hasil pengamatannya.
“Yang jelas kami kadang ikut dari Muhammadiyah, kadang ikut dari pemerintah juga,” terang Tri Ratna .
CASA memulai kegiatan astronomi setelah menerima pemberian sebuah teleskop jadul pada tahun 2005. Secara bertahap, CASA bisa mandiri memenuhi setiap kebutuhan kegiatannya. Rukyatul Hilal merupakan bukti dari proses panjang tersebut. Mereka secara mandiri mulai melakukan proses pengamatan hilal setiap tahunnya.
“Setiap tahunnya kan memang ada pendataan berulang, dan Ustadz AR termasuk salah satunya (tim pendataan hisab rukyah),” pungkas Ratna.
Reporter : Ruhanna Maisyarotul, M Agil, Ngabdul Munir, Malik Nadzif | Editor : Nanik Rahmawati