4
0
Kalijaga.co – Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) merupakan salah satu organisasi mahasiswa intra kampus yang berada di tingkat program studi di UIN Sunan Kalijaga. Tiap tahun, akan dilakukan pemilihan ketua HMPS bersamaan dengan Pemilihan Umum Mahasiswa (Pemilwa). Tahun ini, pemilwa diadakan pada 18 Desember 2023. Bersamaan dengan itu, kepengurusan HMPS juga akan tutup buku.
Pada pemilwa ini, HMPS KPI juga akan berganti kepengurusan. Lantas, bagaimana kinerja yang telah dilakukan oleh HMPS KPI selama satu tahun ini?
Ahsan Huda, ketua HMPS KPI mengatakan bahwa kepengurusannya tahun ini baru mulai efektif sejak Februari 2023. Selama waktu itu, menurutnya, sudah cukup banyak program yang ia rencanakan di awal telah terlaksana. Menurut Ahsan, program yang ia laksanakan selama satu periode ini ia hadirkan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dialami mahasiswa KPI.
“Misal kayak masalah-masalah pembelajaran, terus sosialisasi tentang dunia kampus,” katanya.
Selain itu, menurutnya, ada pula program yang dihadirkan melalui divisi-divisi yang memiliki peran masing-masing. Ia mencontohkan program yang dilaksanakan oleh divisi-divisi tersebut seperti agenda futsal KPI yang diinisiasi oleh divisi PSDM, agenda seminar jurnalistik yang diinisiasi divisi intelektual, serta pengelolaan media sosial yang digawangi oleh divisi media.
“Walaupun ada beberapa lah yang harus dievaluasi tiap divisi,” ucap Ahsan.
Meski demikian, tidak semua mahasiswa KPI ikut merasakan program HMPS tersebut. Dimas Rezaldi misalnya, ia menganggap bahwa kepengurusan HMPS kali ini masih belum bisa merangkul semua mahasiswa KPI. Menurutnya HMPS kurang memiliki kedekatan dengan mahasiswa secara umum. Sehingga dalam agenda-agenda yang diadakan oleh HMPS untuk mahasiswa KPI, yang mengkutinya hanya orang-orang di sekitarnya saja.
“(Bahkan) masih ada yang tidak tahu siapa ketua HMPS, siapa pengurus HMPS,” kata mahasiswa semester 5 KPI tersebut.
Selain Dimas, Reza Pahlevi juga merasa kinerja HMPS pada periode ini kurang memuaskan. Sebab, menurutnya, HMPS seharusnya hadir untuk merangkul, mengayomi, dan mewadahi aspirasi mahasiswa untuk bisa berekspresi dalam pembelajaran di kampus. Sedangkan, pada periode ini kinerja semacam itu belum cukup terasa.
Menurut Reza, HMPS KPI sepantasnya bisa menghadirkan kegiatan-kegiatan yang menarik untuk mahasiswa. Sebab, jika tidak demikian, mahasiswa akan lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan lain seperti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) daripada kegiatan HMPS.
“Ketika hal tersebut tidak bisa terlaksana dalam benak saya timbul sebuah kebingungan yakni guna dari HMPS itu apa?” katanya.
Menanggapi hal itu, Ahsan merasa bahwa selama ini ia telah mencurahkan perhatiannya terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi mahasiswa. Untuk itu, kita terjadi ketidakpuasan terhadap kinerja HMPS, menurutnya itu terjadi karena masalah yang terjadi tidak diceritakan kepada pengurus HMPS KPI.
“Memang kalau mahasiswa tidak cerita, kita juga gak tahu,” ujar Ahsan.
Dengan adanya komunikasi, menurutnya, pihaknya bisa mencarikan jalan keluar. Ahsan mencontohkan saat ada kebingungan di kalangan mahasiswa semester 5 terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Maka, pihaknya kemudian membuatkan fórum untuk membahas terkait permasalahan tersebut.
Meski demikian, Ahsan juga tidak menyangkal ada yang perlu dievaluasi dalam kinerjanya. Ketika mahasiswa ada yang mengeluhkan bahwa program HMPS seperti untuk kalangan-kalangan tertentu saja, mungkin terjadi karena ada beberapa program yang tidak dipublikasikan. Meskipun menurutnya sebagian besar sudah dipublikasikan.
“Ada evaluasi beberapa program yang luput gak dipublikasi juga ada,” katanya.
Untuk itu, Ahsan juga berharap agar ke depannya pengurus HMPS yang baru bisa lebih baik dalam membuat program yang lebih merangkul mahasiswa dan bisa menjadi wadah yang progresif untuk menyampaikan pendapat. Ia berharapa pengurus selanjutnya bisa membuat inovasi-inovasi baru dan lebih baik dari masa kepengurusannya.
Reporter: Steven Budiantoro | Editor: Aji Bintang Nusantara
