Ciput Merepotkan! Yang Terpenting Adalah Kerudung Rapi

2 0
Read Time:2 Minute, 7 Second

Tren hijab terus berkembang dan berganti setiap tahunnya. Sulit-mudahnya kerudung dipakai, kini menjadi acuan hijabers memakai ciput (red: inner jilbab). Fungsi ciput sebagai penutup aurat bergeser menjadi style hijab. Ciput akan terabaikan jika kerudung mudah dibentuk tanpa memakai ciput itu sendiri. Lain halnya jika kerudung berbahan licin dan sulit diatur, maka ciput akan dicari-cari. Fungsi ciput sebagai pelindung rambut agar tidak menyembul keluar dari kerudung, kadang juga terabaikan. 

Memakai ciput dianggap merepotkan, terlebih ketika beraktivitas di luar ruangan. Mulai dari kerudung yang sulit diatur, telinga sakit, dan kebingungan jika hendak wudhu. Hal demikian membuat hijabers enggan memakai ciput. Yang dijadikan prioritas adalah kerudung mudah dibentuk dan rapi saat dipakai. Kerudung yang kurang simetris menjadikan hijabers membongkar dan menata ulang. 

“Kalau pakai kerudung itu sering susah dibentuk. Kayak harus gini, tapi malah pletot-pletot ya kerudungnya. Nanti kalau udah dibawa pergi jauh, eh kadang ciputnya maju-maju. Kalau engga kerudungnya malah jadi mleyot-mleyot. Letoy haha,” keluh Mahbub yang merasa repot jika harus memakai ciput.

Ciput tidak menjadi prioritas yang menemani aktivitas hijabers di luar ruangan. Namun, tidak menutup kemungkinan terkait pengetahuan bahwa rambut wanita adalah bagian dari aurat.

“Dengan memakai ciput bisa tertutupi rambutnya, terutama rambut-rambut yang kecil. Dan rambut itu kan termasuk aurat ya. Sehingga harus ditutupi,” jelas Alya saat ditanya alasan memakai ciput. Meskipun ia mengakui bahwa tidak selalu memakainya. 

Keseharian Mahbub dan Alya yang tidak selalu memakai ciput saat beraktivitas di luar ruangan, bukan berarti mereka tidak pernah memakainya. Atas dasar kesadaran, baik Mahbub maupun Alya, memakai ciput saat sholat.

Sesekali mereka menemui kendala saat sholat tanpa ciput. Mukenah yang maju dan hampir lepas saat sedang rukuk dan sujud, atau rambut yang keluar-keluar. Inilah yang menjadi bagian awal kesadaran itu muncul, sebab berimbas pada ke-khusyukan ibadah. Jika tidak memakai ciput, fokusnya akan teralihkan pada mukena yang dipakai.

“Biasanya kalau pakai mukena yang bahannya parasut itu melorot-melorot dan rambutnya keluar-keluar, makanya saya juga pakai ciput. Tapi kalau kebetulan saya pakai mukena yang bahannya katun, itu kan bisa lebih menguatkan bagian bawah dagu, nah itu saya engga pakai ciput,” ungkap Alya.

Pemilihan ciput juga perlu diperhatikan. Ini menjadi langkah awal yang perlu dicoba hijabers supaya tidak salah membeli ciput. Mengingat terdapat berbagai jenis dan bahannya. Memakai ciput yang terlalu kencang akan membuat telinga sakit atau bahkan pusing. Sehingga jenis ciput yang digunakan juga bisa menyesuaikan dengan kebutuhan.

“Ciput itu investasi. Jadi memilih ciput yang bahannya bagus itu sangat diutamakan,” saran Alya kepada hijabers.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *