Penerbit Diva Press mengadakan cuci gudang buku bekerja sama dengan Kafe Basabasi Nologaten yang sudah berlangsung sejak Rabu (1/11). Cuci gudang ini sudah dilakukan di dua cabang kafe basabasi lainnya, yakni Basabasi Concat dan Sorowajan.
Cuci gudang buku diadakan di kafe karena dirasa belum terjamah oleh penerbit buku lainnya. “Mungkin ada yang belum terjamah di lingkungan kafe-kafe, makanya yang punya kafe dan penerbit punya inisiatif untuk buka bazar di beberapa cabang basabasi,” ujar Nur Fariza, salah satu karyawan Penerbit Diva Press.
Kegiatan cuci gudang buku dimanfaatkan mahasiswa untuk membeli buku-buku yang dibutuhkan. “Kalau sebagai sumber mata kuliah ada beberapa, tapi ada juga yang di lain itu, bosan dengan mata kuliah akhirnya butuh novel atau bahan bacaan lain,” ucap Muhammad Nurfadli, salah satu pembeli buku.
Pada awalnya, cuci gudang ini dibuka mulai pukul 11 siang sampai pukul 4 sore, namun karena penjualan buku saat siang hari dirasa sepi, maka pada cuci gudang buku baru dimulai saat sore hari, “Buka dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Kemarin coba buka dari jam 11 siang sampai jam 4 sore ternyata kurang bagus, mungkin kebanyakan mahasiswa masih di kampus,” ucap Nur Fariza.
Sementara itu, semua buku dijual dengan harga yang relatif murah, sehingga mahasiswa antusias untuk membeli buku di cuci gudang itu. “Harga per buku semua sama, hanya 5 ribu-an,” ujar Nur Fariza.
Dengan harga yang sesuai dengan kantong mahasiswa, tidak heran jika terdapat pembeli yang membeli buku lebih dari satu. Hal ini dikarenakan dianggap memberikan keuntungan bagi mahasiswa, “Budget mahasiswa kan sedikit, walaupun kita bisa cetak dalam pdf, tapi harga itu paling minim 20 ribu. Cetak pdf kan kena hak cipta juga,” jelas Muhammad Nurfadli.
Keuntungan membeli buku dengan harga murah tidak hanya dirasakan pembeli buku, melainkan pihak Diva Press juga mendapatkan keuntungan yang cukup banyak dari hasil penjualan yang telah dilakukan selama satu pekan, “Exemplar yang terjual, kayak kemarin (6 November) itu terjual 1.200 exemplar, itu cuma kemarin saja. Kalau dari awal, itu sudah banyak sekali,” ucap Nur Fariza.
Cuci gudang buku yang diadakan di kafe basabasi menjadi menarik dan ditunggu-tunggu oleh mahasiswa karena jarang ada penerbit yang mengadakan kegiatan ini, “Di setiap daerah tidak semuanya ditemui hal seperti ini dan kebanyakan di Jogja,” ucap Muji Ridwan, salah satu pembeli buku.
Reporter: Azizah Rahma | Editor: Dimas Rezaldi