Rujak Es Krim Pak Nardi: Menyicipi Cita Rasa Unik Yang Terkenal

1 0
Read Time:5 Minute, 39 Second

Cuaca panas di Jogja beberapa waktu belakangan makin terasa menyengat. Saya merasa bahwa di tengah cuaca seperti ini sangat cocok untuk menikmati hidangan dingin dan menyegarkan. Karena hal itu, Minggu siang, 8 Oktober 2023, saya bertandang ke salah satu kuliner yang pernah digandrungi banyak orang. Rujak Es Cream Pak Nardi Namanya.

Dalam satu porsi rujak es krim yang disajikan, terdapat serutan buah-buahan yang bercampur dengan bumbu rujak. Di atasnya, ditumpuk es krim berwarna merah muda yang tampak mengeluarkan asap. Satu porsi rujak es krim ini dibanderol dengan harga 10 ribu rupiah.

Warung Rujak Es Krim ini berdiri sejak tahun 1978, sudah 45 tahun lamanya. Bahkan, dari banner yang dipampang di depan warung, si pemilik seolah dengan percaya diri mengklaim sebagai rujak es krim yang pertama.

Nama Pak Nardi sendiri diambil dari nama pemilik warung ini sebelumnya. Setelah Pak Nardi meninggal beberapa tahun silam, kini warung ini dikelola oleh istrinya, Ismirah, beserta anak-anaknya.

Saat saya sampai ke warung ini, Ismirah beserta kedua anaknya tampak sibuk melayani para pengunjung, membersihkan meja setelah pengunjung pergi, dan mempersilahkan pengunjung yang baru datang. Sambil duduk di kursi belakang, Ismirah bercerita bahwa sebelum memiliki kedai seperti sekarang, ia bersama suaminya sudah berjualan selama 41 tahun menggunakan gerobak. Tepatnya persis di depan kedai yang kini ditempatinya.

“Ya pas itu sulit. Pembeli itu kadang nggak menikmati soalnya kehujanan dan kepanasan. Pindah di sini itu sejak awal pandemi gara-gara dilarang satpol PP” kata Ismirah.

Setelah pindah ke kedai, Ismirah mengaku pelanggan lebih nyaman singgah dan tidak khawatir kepanasan maupun kehujanan. Ia juga bercerita pernah mendapat bantuan dari pemerintah berupa kursi dan bangku untuk kedainya. Selain itu, kini penjualannya kian meningkat. Itu juga yang membuatnya menyediakan stok lebih banyak setiap harinya.

“Kalo dulu itu pas pakai gerobak cuma mentok 2 jam sudah habis, sekarang bisa full jualnya, sampe jam 4 kadang masih marut buah lagi.” Tutur Ismirah.

Peminat rujak es krim yang semakin bertambah membuat kedai ini buka sampai sore. Jika dulu berjualan dengan gerobak hanya 2 jam saja, sekarang ia mampu membuka kedainya dari jam 9 pagi sampai setengah 5 sore.

Suasana di dapur produksi rujak es krim, terlihat seorang pelayan sedang menyiapkan pesanan

Menurut Ismirah, omzetnya berjualan rujak es krim ini sebenarnya tidak terlalu besar. Akan tetapi, ia menyebut keotentikan rasanya tak pernah ia hilangkan. Baginya, menjalankan warung peninggalan Pak Nardi ini hanya sebagai upaya meneruskan usaha yang telah dibangun suaminya tersebut.

“Pokoknya santai dan usaha terus. Pendapatan seadanya. Dapat ya bersyukur, gak ada juga nggak apa-apa. Yang penting meneruskan usaha bapak saja sebenarnya,” katanya.

Ismirah juga menjelaskan keotentikan rasa yang selalu dijaga olehnya tersebut. Menurutnya, keotentikannya itu dijaga melalui penggunaan gula jawa untuk sambal rujaknya dan menggunakan gula pasir berkualitas untuk bahan es krimnya.

Selain itu, warung ini juga tidak mempekerjakan karyawan. Warung ini hanya dikelola oleh Ismirah bersama anak bungsunya saja. Menurutnya, anak bungsunya itu memang sengaja tidak melanjutkan studi untuk fokus membantu orang tuanya tersebut. “Ngga pernah pakai karyawan saya, cuma ada tetangga yang rewang tapi masih di kampung, nanti ke sini lagi biasanya. Sama ini anak bontot saya yang mau nerusin usaha,” katanya.

Keseharian Ismirah dan anaknya menyiapkan rujak es krim ini dimulai pukul 03.30 pagi hari. Mulai dari mengupas buah-buahan segar hingga membuat es krim, semua dilakukan secara manual menggunakan tangan.

Kedai rujak es krim ini juga menyediakan kerupuk sebagai pelengkap rujak. Menurut Ismirah, hal itu ia sediakan karena permintaan beberapa pengunjung. Ia juga mengaku tidak membuka cabang di manapun karena sudah merasa lelah mengurus satu kedainya.

Proses penyajian rujak es krim menggunakan alat yang sederhana


Dikunjungi Artis-Artis Terkenal Hingga Mendapat Rekor MURI

Ia bercerita, pernah saudaranya membuka kedai baru di Klaten. Namun karena faktor keuangan dan rasa malas yang menyebabkannya tidak telaten lagi, kedai cabang tersebut ditutup karena tidak ada yang mengurus. Akhirnya Ismirah memilih fokus di satu lokasi saja, tapi tetap fokus, rajin, dan telaten dalam mengelola kedai satu-satunya.

Sembari ditemani senandung lagu dari seniman jalanan, saya menyinggung tentang beberapa pembeli yang pernah berkunjung ke kedai rujak es krim ini. Sebab, di dinding warung ini tergantung banyak foto beberapa artis yang makan rujak es krim di tempat ini.

Ismirah menceritakan ada banyak artis dan tokoh yang pernah mampir ke warung rujak es krim ini. Bahkan, warung ini juga pernah diliput dan tayang di Trans 7.

“Iya banyak yang kesini, kaya Bupati dari Jakarta dan Bogor itu, Asmirandah, Omesh, dan Kenta yang pas itu tayang di Trans 7,” kisahnya dengan sumringah. Ia mengaku senang ketika ada artis atau tokoh yang mengunjungi warungnya tersebut. Sebab, para artis itu nantinya bisa mempromosikan rujak es krim buatannya tersebut ke pada publik secara luas.

Suasana di dalam kedai rujak es krim Pak Nardi yang relatif sunyi namun tidak pernah sepi

Satu kejadian lain yang membuat Ismirah terkesan adalah saat salah satu pejabat MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) bertandang mencicipi rujak es krimnya tersebut. Menurutnya, karena pejabat MURI tersebut menilai warung ini ini legendaris dan antik, maka ia diberi penghargaan rekor MURI.

“Bosnya lagi makan rujak es krim, terus lihat spanduk ada tulisan sejak 1978. Jadinya ngundang saya dan anak ke Jakarta full dibiayain saya tiket pulang pergi,”kata Ismirah menceritakan. Akhirnya, ia bersama anaknya datang ke Jakarta untuk menerima penghargaan rekor MURI tersebut pada tanggal 5 Agustus, bertepatan dengan selesainya acara peringatan 1000 hari wafatnya sang suami, Pak Nardi. Kini, di dinding warung itu terpampang pula medali MURI bersama foto-foto saat ia menerima penghargaan tersebut.

Di antara keramaian pengunjuang, saya memutuskan untuk menanyakan pendapat ke beberapa orang. Ernis, salah satu pengunjung yang saya temui duduk di meja paling pojok mengaku sengaja datang ke warung ini untuk mencicipi rasa yang menurutnya baru.

“Penasaran banget rasanya gimana, ternyata unik perpaduan pedes asem rujak dengan esnya yang manis, creamy, lembut jadi pas banget di lidah. Minusnya itu cepet cair es krim nya. Tapi sangat worth it harga sepuluh ribu dapet semangkok,” katanya.

Saya juga menemui Azka, mahasiswa UNY asal Nologaten. Menurutnya dengan harga yang relatif terjangkau, rasa rujak es krim ini sudah membuat tenggorokan dan kantongnya puas.

Hidangan rujak dengan topping es krim yang terlihat lezat

“Pernah viral kan. Terus saya akhirnya baru kali ini datang, dan ternyata enak juga, sambelnya bisa ngambil sendiri ngepasin selera kita. Enak pokoknya kombinasi yang perfect buat panas gini,” tutur Azka.

Pengunjung lain yang saya temui adalah Dafa. Menurutnya, rujak es krim ini adalah cita rasa baru yang enak tapi asing. “Rasanya nabrak si, nano-nano gitu. Lokasinya strategis, sepi juga dari lalu lalang kendaraan bermotor, jadi gak bising,” ujar Dafa.

Warung ini meskipun tidak di dekat jalan utama, tapi memang mudah ditemukan. Lokasinya yang berada di sisi barat Pura Pakualaman membuatnya mudah diakses oleh banyak pengunjung. Bahkan, beberapak pengunjung biasanya datang beramai-ramai baik dengan mobil maupun motor.

Reporter: Tsabita Sirly Kamaliya | Foto: Mohammad Mu’tashim Billah | Editor: Aji Bintang Nusantara

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *