Beberapa mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sunan Kalijaga mengeluhkan kurikulum perkuliahan. Materi di kelas dirasa kurang relevan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dunia kerja saat ini karena hanya mengandalkan teori daripada praktik. Ditambah lagi beberapa dosen yang dianggap kurang efektif ketika menyampaikan materi perkuliahan.
Zidan Fajri, salah satu mahasiswa KPI mengeluhkan materi fotografi masih memakai teori pengajaran yang lama dan tidak terbaru.
“Dari tahun 2015 sampai sekarang itu materinya sama aja yang dibawain tapi nggak ngikutin perkembangan. Semisal fotografi itu harusnya sekarang udah banyak teknik-teknik baru, tahun 2023 udah main mirrorless, tapi yang diajarin masih komposisi dasar banget gitu,” keluhnya.
Pada awalnya, Zidan mengira bahwa selama di perkuliahan akan mendapatkan lebih banyak materi praktek yang dapat membantunya mendapat pekerjaan sesuai bidangnya. Namun, pada kenyataannya, ia lebih sering mendapatkan teori-teori yang masih ia pertanyakan kegunaannya.
“Materi yang aku dapet di kelas kayak kurang ngikutin kebutuhan dunia kerja gitu, kebanyakan teori-teori doang, itu apakah berguna ? Sedangkan kita nanti abis lulus, langsung diarahinnya ke dunia kerja,” papar Zidan.
Nanang Mizwar, selaku Kepala Prodi KPI mengatakan dalam penyusunan mata kuliah, sudah mengacu pada Outcome Based Education (OBE). OBE adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pada keberlanjutan proses pembelajaran secara inovatif, interaktif, dan efektif. Pendekatan ini berpusat pada outcome, bukan hanya sekadar materi yang harus diselesaikan.
“OBE mengacu pada pedoman akademik yang ada dan capaian pembelajaran mata kuliah yang telah dibuat oleh dosen, dengan diskusi di tingkat prodi. Aspek, teknik dan bobot disesuaikan dengan dosen dan mata kuliahnya masing-masing yangg meliputi aspek sikap pengetahuan, ketrampilan umum dan ketrampilan khusus,”Jelas Nanang.
Walaupun OBE mengacu pada keterampilan praktis, pada realitanya masih banyak dosen yang memilih mengajarkan teori daripada praktik di lapangan.
Rendy-bukan nama sebenarnya, salah satu mahasiswa KPI mengeluhkan pembelajaran yang selalu teori-teori tanpa praktik. Ini menyebabkan dirinya kebingungan saat ada penerjunan ke lapangan.
“Kemaren baru diajarin dasar, sekarang udah suruh ngerjain tugas lapangan. Dosen nggak ngajarin praktek. Tiba-tiba pengennya liat hasil, nggak liat prosesnya. Ujung-ujung nya temen-temen juga yang ngasih tau. Kalau begitu terus ngapain ada matkul itu, ada kelas itu. Kalau menurutku kurangnya kuliah itu disitu,” sesal Rendy.
Reporter: Ilham Dwi | Editor: Maria Al-Zahra |Ilustrasi: Ilham Dwi