Kalijaga.co – Film berjudul “Laut Bercerita” yang diluncurkan bersamaan dengan terbitnya novel karya Leila S.Chudori ini, kembali ditayangkan pada hari Kamis, 5/10 di Gedung Serbaguna Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Setelah itu , dilanjutkan dengan diskusi bersama tentang bagaimana perjuangan para aktivis yang melawan pemerintah pada zaman Orde Baru dan ketidakadilan yang kerap dialami korban tahun 1998. Film yang di sutradarai oleh Pritagita Arianegara ini dibuat hanya dengan durasi 30 menit saja dan tidak tayangkan secara cuma-cuma di bioskop.
“ Awalnya kita hanya ingin menekankan pada bagian penjara bawah tanahnya saja dan hanya berdurasi 10 menit, namun lama kelamaan menjadi berkembang.” ujar Leila S.Chudori.
Pritagita Arianegara juga menambahkan bahwa dalam proses pembuatan film Laut Bercerita beliau sendiri hanya mengikut Leila Salikha Chudori, karena Leila Salikha Chudori dulunya seorang jurnalis dan wartawan Tempo.
“Mba Leila ini kan dulu juga jurnalis ya, jadi dia sudah paham bagaimananya. Saya hanya mengikuti.” Ungkap Pritagita Arianegara.
Film ini dibuat dengan point of view dari Biru Laut Wibisono, sang pemeran utama Film Laut Bercerita sesuai dengan judul film dan novel. Alur dari film ini dibuat loncat dan tidak kompleks.
“ Dalam film ini kan Laut bercerita saat ia sudah mati, dan memang tidak full jadi loncat-loncat begitu. Manusia kan memang begitu, tidak precise.” ucap Leila Salikha Chudori.
Film yang di perankan Reza Rahadian sebagai Biru Laut Wibisono, sang pemeran utama ini tidak semata-mata dibuat hanya karena ingin mengenang para perjuangan aktivis tahun 1998, tetapi juga persoalan mengenai nasib keluarga yang ditinggalkan dan ketidakadilan yang didapatkan.
“Kenapa masih semangat menyuarakan isu ini ? Ya karena ini soal keluarga. Ini isu keluarga. Keluarga banyak yang menanyakan tentang keberadaan anak nya yang hilang.” Pungkas Leila Salikha Chudori ketika ada salah satu penonton yang bertanya mengapa isu ini masih disuarakan sampai saat ini.
Leila Salikha Chudori juga mengaku bahwa ada sedikit ketakutan saat proses pembuatan film ini berlangsung.
“ Ada satu ketakutan ya, saya takut hilang. Saat proses pembuatan film selama 3 hari kemarin itu saat ada yang bertanya kita jawab bahwa ini pembuatan drama. Drama judul nya kelam.” jelas Leila Salikha Chudori sembari tertawa didepan para penonton.
Di lain sisi, Dian Sastrowardoyo, salah satu aktris pemeran film Laut Bercerita yang juga termasuk pemilik Yayasan Dian Sastrowardoyo, sebagai kontributor dalam proses produksi pembuatan film ini mengungkapkan pesan yang sebenarnya ingin disampaikan melalui film ini. Film ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa empati dan kembali mengingat terhadap penculikan dan penghilangan aktivis tahun 1998.
Menurut penuturan salah satu penonton, film Laut Bercerita ini sangat sesuai dengan apa yang dipikirkan dalam bayangan dan pesan yang ingin disampaikan sampai kepada penonton.
“Film ini sesuai banget sama ekspektasi. Pesan nya juga sampe ke penonton. Kalau menurut aku, pesan yang bisa aku ambil sih tentang kebebasan berpendapat ya jaman sekarang kita udah enak. Dan setelah nonton film ini aku jadi punya pandangan bahwa aktivis jaman dulu itu parah banget.”
Ujar Jessie, salah satu penonton yang juga seorang mahasiswi UNDIP Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Reporter : Najwa Azzahra | Editor : Nanik Rahmawati