Student Center atau yang biasa disebut SC merupakan tempat menampung semua kegiatan non-akademik mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. gedung setinggi 3 lantai dipenuhi bilik-bilik kubus tiap Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti Cepedi, Racana, taekwondo atau Kalimasada. Tak hanya itu, disini disediakan ruangan bagi organisasi ekskutif mahasiswa seperi Dewan Mahasiswa (Dema), Senat Mahasiswa (SEMA) dan ruangan beberapa himpunan prodi.
Fasilitas inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai ruang pertukaran ide, rapat, atau kegiatan yang lain. salah satunya adalah UKM Kordiska yang rutin mengadakan yasinan bersama dan pelatihan dakwah di ruangan Kordiska.
“Setiap malam jumat yasinan, terus kalau misalnya penerbitan, diskusi mengenai nanti kita mau nerbitin apa nih teksnya gimana, diskusi di sini juga. Pokoknya setiap perencanaanya pasti di sini,” tutur Rizki Maulana, selaku Wakil Ketua Kordiska.
Ruangan Kordiska berada di lantai 2 dengan ukuran 2×3 meter tapi mencukupi untuk rapat pengurus dan tempat menyimpan alat-alat mereka, seperti komputer dan berkas-berkas lainnya.
Namun, lain halnya dengan pemanfaatan fasilitas ruangan ini bagi DEMA Univeristas. Rungan seluas 4×2 meter selalu terlihat kosong dan sepi. Banyak barang-barang yang tidak terawat seperti komputer berdebu, jaring laba-laba di setiap sudutnya, lantai yang cukup berdebu dan berkas-berkas yang dibiarkan di pojok meja. Segala kegiatan Dema lebih sering dilakukan di luar kampus, seperti warung kopi.
“Kita lebih suka nongkrong di warung kopi, yang ada wifinya, kita udah bisa pegang laptop, bisa buat nongkrong enak ada kursi dan segala macamnya. Karena ada fasilitasnya,” papar Rio Alfian, wakil ketua Dema Univeristas.
Rio menampik jika pihaknya disebut menyia-nyiakan fasilitas kampus. menurutnya, sejak pertama kali terpilih, ruangan Dewan Eksekutif Mahasiswa di SC sangat kotor, bahkan tidak layak untuk ditempati. Ia menyebut Dema sebenarnya sudah mencoba mengajukan penambahan fasilitas untuk ruangan Dema, namun tidak pernah digubris oleh pihak Kampus.
“Pertama kali pengurus dema terpilih di periode kami ini sekret (Sekretariat Dema) sangat kotor, tidak tertata dan tidak bisa dibuat nongkrong. Sempat kita obrolin disini pengen nambah ini itu, namun nunggunya lama dengan pihak kampus,” jelasnya.
Hal ini sangat berbeda dengan UKM Kordiska yang berpandangan bahwa ruangan mereka adalah rumah, tempat berinovasi bahkan beristirahat disela-sela jam kuliah.
“Kami bilang ke anggota termasuk ke pengurus, anggap ini rumah sendiri. Tentunya pulang dari kampus kesini, mau ada kegiatan atau nggak kesini, Ruangan ini sebagai rumah kalian mau anggota mau pengurus ataupun siapa aja alumni kordiska. Untuk tempat istirahat bahkan tidur gak apa-apa,” pungkas Rizki
juga ngga papa ini sebagai rumah kalian tempat kalian istirahat, tempat kalian tidur gpp.
Reporter: Dimas Rezaldi | Editor: Maria Al-Zahra