Masjid Patok Negoro, Salah Satu Keistimewaan Yogyakarta

3 0
Read Time:1 Minute, 34 Second

Bertepatan pada hari kelahiran Nabi Muhammad, Kafe basa-basi Sorowajan menggelar diskusi ‘Kanjeng Nabi SAW dalam budaya material dan tradisi lisan orang Jawa’ bersama M. Yaser Arafat pada (29/09). Diskusi ini membahas keistimewaan Yogyakarta, selain dari sumbu filosofisnya. Salah satunya berupa Masjid Patok Negoro. Sesuai dengan namanya, ‘patok’ yang berarti tonggak, berfungsi menjadi penentu awal berdirinya Yogyakarta.

Masjid Patok Negoro tersebar di empat titik yang mengelilingi Yogyakarta dan satu diantaranya berada di tengah kota. Di sebelah barat kota namanya Masjid Patok Negoro Melangi dan bagian timur ada Masjid Patok Negoro Babadan Addarojat. Sementara di bagian utara ada Masjid Patok Negoro Plosokuning dan sebelah selatan yaitu Masjid Patok Negoro Dongkelan. Pusatnya yaitu Majid Patok Negoro di Kauman.

“Disebut patok negara itu untuk menjadi penyangga keutuhan negeri, makanya patok. Sedangkan patok itu sendiri dalam pemaknaan orang muslim itu artinya akhlak. Patok negara itu artinya yang mematoki negara itu akhlak,” jelas Yaser.

Yaser memaparkan, alasan Sultan Hamangkubuwono I mendirikan Masjid Patok Negoro karena mengikuti Nabi Muhammad. Kala itu Nabi Muhammad membangun kota Madinah dimulai dari pembuatan masjid. Sama halnya dengan Yogyakarta, diawali dengan masjid pada setiap sisi arah mata angin. inilah yang membuat Yogyakarta berbeda dengan kota lainnya.

 “Di dunia ini mana ada kota yang dikelilingi oleh empat masjid? Yang Ditata oleh empat masjid? ” ujar Yaser.

Keunikan lainya adalah di setiap Masjid Patok Negoro terdapat makam kyainya. Kiai tersebut ditugaskan oleh keraton untuk berdakwah di masjid yang sudah ditetapkan sultan. “Kemudian disetiap masjid-masjid ini ada makam-makam walinya atau pengulunya,” jelas Yaser.

Keistimewaan Yogya bukan hanya dari sumbu filosofsnya, melainkan ada banyak peninggalan budaya yang menjadikan Yogya istimewa dan berbeda dengan kota lainnya.

“Solo nggak punya walaupun Keraton Surakarta itu ada Keraton, tapi mereka nggak punya Masjid Pathok Negoro. Karena disana kasunanan, sedangkan di sini kasultanan yang konsekuensinya harus ada masjid yang menjadi patok negar,” pungkas Yaser.

Reporter: Aufa Mafaza | Editor: Maria Al-Zahra

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *