Diterima Beasiswa Di Universitas Kuwait,  Dafi Bagikan Tip Lolos Seleksi

3 0
Read Time:5 Minute, 17 Second

Kalijaga.co – Muammar Khadafi, atau yang akrab disapa Dafi merupakan alumnus Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) 2019 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta , berhasil lolos seleksi beasiswa  Ma’had Lughoh Bahasa Arab Non Gelar di Universitas Kuwait. Ia menceritakan pengalamannya  sebelum diterima dan membagikan tip bisa diterima beasiswa di luar negeri.

Lulusan dari dunia penyiaran , membuat Dafi memiliki skill sebagai penunjang dalam bidang komunikasi diantaranya copywriting, graphic design dan public relation. Selain itu , Ia juga tertarik untuk mempelajari Bahasa Asing. salah satunya Bahasa Arab. Inilah yang menjadi alasan Dafi mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa karena nantinya akan mempelajari Bahasa Arab.

Bertekad Menguasai Bahasa Arab

Sebelum diterima di Universitas Kuwait, Dafi  pernah mencoba mendaftarkan diri program beasiswa S2 di Riyadh namun, sayangnya ia mengalami kesulitan saat melakukan wawancara menggunakan Bahasa Inggris dan Arab.  Hal inilah yang menjadi penyebab proses seleksi wawancara kurang maksimal sehingga membuatnya tidak lolos.

Dari sini Dafi bertekad untuk mempelajari lebih banyak tentang bahasa Arab. Maka ketika ada informasi program beasiswa Bahasa Arab Non Gelar di Kuwait, Dafi langsung mendaftarkan diri. Persyaratan yang wajib dipenuhi juga mudah , Dafi merasa akan lebih sulit diterima jika nantinya banyak jumlah pendaftar beasiswa ini.

“Nah karena syaratnya begitu mudah dan saya pikir akan sulit untuk menjual atau menawarkan diri kita kepada pemberi beasiswa,” ujar Dafi

Pada pendaftaran beasiswa kali ini, Dafi mengedepankan transkrip nilai dan  Curiculum Vitae (CV)  karena menurutnya dua hal ini akan berpengaruh besar pada proses seleksi.

 “Sebab ndak ada syarat hafalan, syarat bahasa, dan syarat lainnya yang bisa kita jadikan senjata,” jelas Dafi.

Dafi menjelaskan transkrip nilai yang baik akan memberikan peluang yang bagus dalam proses seleksi beasiswa ialah Indek Prestasi Kumulatif (IPK). IPK menjadi syarat penting dalam seleksi tahap administrasi.

 “Silahkan saja bagi yang mengatakan IPK itu ndak penting, sebab di mana-mana pada tahap awal itu yang diseleksi pasti adminsitrasi/berkas yang di dalamnya transkip nilai,” ujar Dafi.

Selain itu, tingginya nilai IPK juga menentukan, melihat terdapat lebih dari 600-san pendaftar beasiswa ini . Maka Semakin tinggi nilai yang IPK,  kemungkinan untuk diterima semakin besar.

Di samping itu, seusai belajar bahasa Arab di Kuwait Dafi berharap lebih khusyuk dalam beribadah misalnya ketika salat dan mentadabburi al-Quran, baik makna dan kandungannya. serta dapat mempelajari kitab-kitab berbahasa arab karya ulama terdahulu.

“Selain itu , Harapanya juga dapat mengajarkan bahasa Arab ke lingkungan sekitar.” lanjut Dafi.

Selama Dafi berkuliah, terbilang aktif dalam dunia komunikasi diantaranya bergabung dengan komunitas Sunan Kalijaga Televisi (SUKA TV), dan memenangkan beberapa perlombaan, serta menekuni bidang komunikasi visual.

Dengan skill dan pengalaman yang sudah dimiliki, tidak membuat Dafi cepat puas , justru membuatnya ingin menambah skill baru khusunya dalam komunikasi  Visual Arabic mulai dari warna , layout dan typoghraphy, Bagi Dafi menekuni Bahasa Arab diluar negeri bukan suatu halangan untuk terus mengasah kemampuan diri.

“Mungkin saya ingin mempelajari style komunikasi visual arabic ya seperti warna yang dominan digunakan, layout yang diterapkan seperti apa, dan typoghraphy yang menjadi andalan itu bagaimana.” kata Dafi.

Tip Lolos Seleksi Beasiswa

Dafi membagikan tip berdasarkan pengalamannya ketika mendaftar beasiswa program bahasa Arab di Kuwait. Adapun beberapa hal yang Dafi bagikan, dimulai dari memperbaiki niat. Kemudian, pelajari bahasa Inggris karena ini berpengaruh dan terhadap keberhasilan dalam proses seleksi beasiswa yang di ajukan. Selanjutnya, tidak lupa untuk sering-sering mencari tahu beasiswa mana yang sedang dibuka, bisa dicari dengan menggunakan kata kunci “scholarship“.

Sebelum mendaftarkan diri untuk mendaftar beasiswa, perlu bagi calon pendaftar untuk mencari informasi mana  lembaga, instansi atau program beasiswa yang akan dituju. Hal ini dilakukan agar antara pendaftar memiliki tujuan dan mengetahui hal apa yang perlu disiapkan untuk menarik perhatian”

Research instansi atau lembaga atau program beasiswa yang kamu tuju, mulai visi dan misinya” ujar Dafi.

Kemudian, diperlukan mentor seperti alumni dari program beasiswa tersebut atau dosen yang kompeten sehingga bisa dijadikan tempat untuk bertanya. Salah satunya adalah Curriculum Vitae (CV) yang dibuat dengan tampilan yang unik dan berbeda dari yang lain tentu akan menjadi nilai lebih bagi penyelenggara beasiswa. Menurut Dafi, tampilan dan isi CV juga sangat perlu untuk diperhatikan, dimulai dari cara membuatnya dan komponen apa saja yang harus ditulis dalam CV tersebut.

“CV kan biasanya hanya di tulis secara singkat dan umum seperti contoh S1 di universitas apa dari tahun sekian dan sekian, harusnya disitu isinya dispesifikkan lagi, seperti nilai dan skill apa aja yang diperoleh,” kata Dafi.

Selain itu, pengalaman-pengalaman organisasi atau magang juga perlu ditulis dengan rapi dan detail.  jelaskan secara per point sesuai  posisi yang pernah dijalani dan pencapaian yang sudah dilakukan serta mencantumkan niat dan tujuan mendaftar.

Selanjutnya tahap sesi wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh pemberi beasiswa biasanya mengacu pada pertanyaan yang sudah biasa ditanyakan, seperti perkenalan diri, apa kelebihan dan kekurangan, mengapa mendaftar beasiswa, serta komitmen calon penerima terhadap beasiswa tersebut. Walaupun pertanyaannya sudah biasa didengar, namun alangkah baiknya calon penerima beasiswa tetap berhati-hati dalam menjawab pertanyaan.

 “Seperti saya ini kan beasiswa bahasa Arab, jangan kamu kenalkan kalau kamu ini pernah juara matematika, juara silat, ya itu perlu tapi jangan terlalu ditekankan.” jelas Dafi.

Dalam menjawab pertanyaan pemberi beasiswa perlu ditekankan beberapa hal  yang berkaitan dengan beasiswa dan jurusan yang akan diambil.

“Seperti kamu pernah mengajar TPA yang ada mata pelajaran bahasa Arabnya, kamu pernah ikut kelas Bahasa arab atau nahwu, dan ataupun karena kita ini lulusan Universitas Islam Fakultas Dakwah Dan Komunikasi ya, jelaskan kalau lulusan fakultas ini perlu mempelajari bahasa Arab sebagai alat dalam menyiarkan agama Islam,” ujar Dafi.

Selain itu, Dafi menambahkan jika ditanya bagaimana kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri, maka diusahakan menjelaskan kelebihan yang kaitannya dengan beasiswa yang akan di daftarkan. Sedangkan untuk menjawab kekurangan diri, boleh saja menyebutkan kekurangan yang dipunya, tapi hal itu juga perlu dijelaskan bagaimana cara untuk mengatasi kekurangan tersebut. Selanjutnya, hal yang tidak kalah penting dalam proses seleksi beasiswa adalah perbanyak doa dan tawakkal.

Nah, itulah beberapa tip yang dibagikan oleh Dafi berkaitan dengan proses pendaftaran beasiswa yang sudah pernah dilakukan sebelumnya. Cerita dari Dafi seharusnya menjadi penambah semangat bagi para mahasiswa untuk terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan dalam ilmu-ilmu agama maupun umum.

Sembari menunggu keberangkatan ke Kuwait, saat ini Dafi aktif sebagai relawan jurnalis lembaga zakat yang bertanggungjawab menulis press realese hardnews ketika sedang ada launching program kemanusiaan di tempat tersebut. serta melakukan pekerjaan part time sebagai seorang desainer grafis.

Reporter : Azizah Rahma | Editor : Nanik Rahmawati

Sumber Foto : Dok. Pribadi Muammar Khadafi

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
100 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *