Sampah Pembalut Berbahaya, ‘Peka’ Jadi Solusi

2 0
Read Time:1 Minute, 31 Second

Kalijaga.co–  Isu sampah pembalut masih menjadi masalah pelik di masyarakat.  Sampah pembalut baru bisa terurai selama 200-800 tahun.  Pembalut kain (peka) dapat menjadi salah satu alternatif solusi.

Hal tersebut disampaikan Siti Aminah dalam sosialisasi Peka alias pembalut kain di Balai Desa Cageur, Kuningan, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Acara yang diselenggarakan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu diikuti ibu-ibu Desa Cageur.

Menurut Aminah, inovasi pembalut kain ramah lingkungan tidak hanya menjaga bumi tapi juga menjaga kesehatan reproduksi. Disisi lain, pembalut sekali pakai disinyalir berbahaya untuk kesehatan. “terdapat zat dioxin yang dapat mengancam kesehatan reproduksi wanita jika di pakai dalam jangka waktu yang lama,” terangnya.

Pembalut kain, lanjut Aminah, sama seperti pembalut pada umumnya, hanya saja yang membedakan adalah tata cara pencucian. Pada pembalut biasa, biasanya hanya mencuci pembalut kemudian dibuang ke tempat sampah. Sedangkan pembalut kain, cukup membersihkan noda-nodanya kemudian dicuci menggunakan sabun lalu dikeringkan atau dijemur di bawah sinar matahari.

“mula-mula, siapkan kain bersih yang sudah tidak dipakai kemudian buat pola seperti bentuk pembalut pada umunya. Lalu tambahkan kancing pengait agar pembalut tidak jatuh. Dan peka siap dipakai,” tutur Ketua Prodi Pengembangan Masyarakat Islam UIN Sunan Kalijaga tersebut.  

Sosialisasi tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat. Kepala Dusun Dayeuh Kolot, Cici Sunarsih mengaku mendapatkan ilmu baru tentang pembalut. Dia pun mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan.

“itu kan ibunya udah ngasih kita kain untuk buat pembalutnya. Nanti kalian polain biar ibu sama bu kadus yang jahit. Kita buat sama-sama.” katanya kepada peserta sosialisasi.

Sementara itu Asa Nafila, salah satu mahasiswi KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berharap sosialisasi tersebut dapat membawa keberkahan serta kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain serta warga Desa Cageur, Kuningan, Jawa Barat.  (kkn)

Penulis: Aulia Rachmah     I   Editor: irw

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *