Apakah Kamu Siap Masuk Masjid?

1 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

Kalijaga.co – Masjid Mataram Kotagede merupakan masjid tertua di Yogyakarta yang dibangun pada masa Kerajaan Mataram pada tahun 1586. Terletak di Jagalan, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Masjid ini memiliki beragam keunikan, seperti bentuk gapura yang berada di depan masjid dan menyerupai tempat ibadah umat Hindu atau Buddha.

Pembangunan masjid ini melibatkan umat lintas agama, yaitu umat islam dan Hindu-Budha.

“Iya, memang dulu pada waktu bangun Masjid itu orang-orang yang muslim disuruh bangun masjidnya, terus orang-orang Hindu-Buddha itu karena dia juga mau bantu gotong royong akhirnya dia disuruh bikin pintu gerbangnya. Dan pada akhirnya, bentuk gerbangnya sesuai selera orang-orang Hindu dan Buddha” jelas Warisman selaku Takmir Masjid Gede Mataram Kotagede.

Walaupun gerbangnya mencirikan agama Hindu-Budha, nila-nilai islam tidak tergeserkan. Oleh Sunan Kalijaga dan Panembahan Senopati, masjid ini dijadikan sarana dakwah dengan beragam filosofi dan maknanya.

Filosofi ini secara umum mengajarkan bahwa jika seseorang akan memasuki masjid, maka ia akan memasuki rumah Allah. Jika ia memasuki rumah Allah, artinya ia siap menghadap Allah. Maksud dari siap menghadap kepada Allah memliki dua makna. Pertama yaitu bagaimana manusia kembali beribadah kepada Allah setelah menjalankan aktivitasnya di luar masjid. Kedua adalah kesiapan manusia kembali kepada Allah dengan kematian.

Berikut ini beberapa bentuk bangunan yang dijadikan sarana dakwah oleh Sunan Kalijaga dan penmbahan Senopati:

  • Gapura

Gapura yang terdapat dalam masjid ini dibuat oleh masyarakat Hindu dan Buddha yang dibingkai dalam semangat gotong royong. Sedangkan bagi Sunan Kalijaga, filosofi gapura merujuk kepada kata “ghafura” yang berarti pengampunan. Artinya, orang yang memasuki masjid akan segera mendapatkan pengampunan dari Allah.

  • Kolam Ikan

Kolam ikan yang dibuat pada masa itu bermakna sebagai penyucian jiwa. Secara fisik, memang kolam ikan ini sebagai tempat untuk mencuci kaki sebelum memasuki masjid. Namun, secara kejiwaan kolam ini dibuat dengan maksud setipa orang yang memasuki masjid, jiwanya harus suci dan bersih.

  • Pohon Sawo

Pohon sawo dari dahulu hingga saat ini berjumlah 17 yang melambangkan jumlah rakat salat dalam satu hari.

  • Tangga Masjid

Tangga yang dapat dilewati sebelum memasuki masjid ini ada 3 anak tangga yang melambangkan iman, islam dan ihsan.

  • Tiang Masjid

Tiang yang dibangun berjumlah 8 ini memiliki makna bahwa jika seseorang akan melaksanakan salat, maka perlu memperhatikan delapan hal, yakni kelurusan niat, kesempurnaan wudhu, memenuhi syarat dan rukun salat, adab dalam salat, tata cara salat yang benar, bacaan yang sesuai dengan makhraj dan tajwidnya, memperhatikan kekhusyukan dalam salat serta dampak baik yang timbul setelah salat.

Itulah beberapa filosofi bangunan masjid yang dibuat oleh Sunan Kalijaga ketika sedang berdakwah di Kerajaan Mataram Islam. Dakwah yang dilakukan Sunan Kalijaga menjadikan masjid ini dieknal sebagai masjid yang kental akan sejarah dan filosofinya. Tak hanya menjadi sarana ibadah, beberapa pengunjung masjid ini juga melakukan kegiatan wisata religi, mempelajari sejarah, serta kegiatan sosial lainnya. Hal ini juga merupakan bagian dari amanah Sunan Kalijaga yang menyatakan bahwa masjid ini harus digunakan sebagai tempat manusia ber-habluminallah dan habluminannas.

Reporter: Azizah Rahma | Editor: Maria Al-Zahra

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *