Kisah Nyata “Laskar Pelangi” di Jogja, Satu Sekolah Hanya 12 Siswa

2 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Kalijaga.co – Ini adalah kisah nyata. Dari daerah yang masyhur dengan sebutan ‘kota pelajar’, Yogyakarta. Lima orang guru dengan ikhlas merawat, mendidik, dan menjaga 12 siswa di sebuah sekolah dasar (SD). Ya, dari kelas 1 hingga kelas 6 hanya ada 12 siswa.  

Nampaknya kisah Laskar Pelangi yang ditulis Andrea Hirata pada 2005 akan terulang di sekolah ini. Adalah SD Negeri 1 Jatimulyo, sebuah sekolah dasar yang terletak di Maladan, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Beberapa waktu lalu Kalijaga.co berkesempatan untuk bertandang ke sekolah tersebut. Butuh 50 menit perjalanan menggunakan sepeda motor dari pusat kota Yogyakarta. Bukit dan sawah menjadi pemandangan yang jamak terlihat selama perjalanan. Mendekati lokasi, jalan terjal dan rusak sudah siap menyambut.

Kedatangan Kalijaga.co disambut Anik Widiyati, salah satu guru paling lama yang mengajar di SDN 1 Jatimulyo. Setiap hari Anik harus menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari rumahnya di Patuk, Gunungkidul. Dia menjadi satu-satunya guru dengan status Pegawai Negeri Sipil (PNS) di sekolah tersebut.

Matanya berkaca ketika mengurai kisah selama di SDN 1 Jatimulyo. Menurutnya sekolah tersebut mengalami perubahan signifikan. Dahulu saat dia masuk pertama sebagai PNS, SDN 1 Jatimulyo termasuk sekolah yang besar. “dari jumlahnya siswa dan ekstrakulikuler yang beragam,” tandasnya.

Namun pada medio 2015 kondisinya berbanding terbalik. Minat masyarakat untuk mendaftar menurun drastis. Anik dan beberapa guru lain sebenarnya tak tinggal diam. Mereka bersemangat untuk mempromosikan sekolah. Anik menceritakan berbagai upaya yang dilakukan, mulai dari mengadakan pengajian akbar, hingga mendatangi calon siswa door to door. “hasil dari promosi tersebut cukup memuaskan, 13 siswa ditambah 16 siswa,” urainya.

Nampaknya semangat para guru tak sejalan dengan keinginan pemerintah. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul menilai SDN 1 Jatimulyo sudah tidak layak melaksanakan kegiatan belajar mengajar karena jumlah siswa minim.

“Jadi dulu itu pernah ada isu di tahun 2014-2015, ya. Itu isunya SD kami ini mau di regroup karena muridnya semakin menurun. Waktu itu muridnya masih empat puluhan,” katanya.

Isu penutupan sekolah tersebut, lanjut Anik, diperkuat dengan banyaknya guru PNS yang dipindahkan hingga hanya menyisakan dirinya dengan tenaga penjaga sekolah yang diperbantukan dari Koordinator Wilayah (Korwil).

“Pernah di tahun kemarin itu dilarang menerima murid, tapi dari dinas tidak ada surat perintahnya, surat edarannya. Jadi kami tetap menerima murid baru,” imbuhnya.

Hingga 8 tahun berselang, isu tersebut ternyata tidak betul-betul terwujud. Meski semangat Anik dalam mempromosikan sekolah tak lagi sama, namun rasa empati dan dedikasinya sebagai pengajarlah yang membuat dia bertahan.

Baca juga: https://kalijaga.co/2023/05/02/nasib-miris-sdn-1-jatimulyo-tak-ada-upacara-bendera-siswa-lambat-belajar-hingga-nasib-guru-tak-jelas/

Kini SDN 1 Jatimulyo menyisakan 5 guru. Satu guru PNS dan empat guru honorer. Sedangkan kepala sekolah dipegang pelaksana tugas (Plt) dari sekolah dasar terdekat. Sementara jumlah siswa yang aktif saat ini berjumlah 12 orang.

“mulai dari kelas satu dan dua terdapat masing-masing satu siswa, kelas tiga berjumlah lima siswa, kelas empat tidak terdapat siswa, kelas lima hanya satu siswa, serta kelas enam ada empat siswa,”pungkasnya. (pgmi)

Reporter: Aida Husna Rahmadani, Syalita Hilda Salsabilla I Editor: Aulia Rachmah

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
100%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

2 thoughts on “Kisah Nyata “Laskar Pelangi” di Jogja, Satu Sekolah Hanya 12 Siswa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *