Kalijaga.co – Warga Perumahan Purwo Alam Asri Kalasan Sleman Yogyakarta benar-benar melaksanakan praktik moderasi beragama. Mereka mengundang seluruh warga untuk mengikuti buka bersama tanpa membedakan agama.
Perumahan Purwo Alam Asri dihuni oleh masyarakat dari latar belakang beragam. Sebagian besar warga di perumahan ini merupakan kaum pendatang dan hidup berdampingan. Islam menjadi agama mayoritas, namun jumlah pemeluk agama lain relatif besar. Seperti Kristen, Katolik, dan Hindu. Dalam keberagaman itu, mereka mampu menjaga toleransi dan kebersamaan.
Salah satunya ketika warga mengadakan acara buka bersama pada bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah. Buka bersama ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat muslim saja, warga berbagai agama juga turut andil dalam meramaikan acara ini.
“tujuan diadakan acara ini yaitu sebagai bentuk toleransi, karena pada dasarnya kita harus bersikap dewasa dan bijak dalam menghadapi perbedaan. Kita memang beribadah masing-masing, akan tetapi hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan hal ini seperti bidang muamalah kita memperlakukan sama seperti warga muslim lainnya.” tutur Binti Syarofah selaku panitia penyelenggara buka bersama kepada kalijaga.co, Kamis (6/4/2023).
Acara ini, lanjutnya, sudah dirancang sejak awal kepengurusan dan merupakan salah satu program kerja ibu-ibu muslimat yang ada di Perumahan Purwo Alam Asri. Acara ini sudah turun temurun sejak lama tanpa memandang atau membedakan agama. Acara buka bersama ini dipelopori oleh kelompok pengajian majelis ta’lim ibu-ibu dan dibantu oleh warga muslim lainnya.
“Kita mengundang warga non muslim secara dikasih undangan sendiri-sendiri gitu, dan mereka ya datang menghargai kita dan makan bersama seperti itu”, ujar Binti Syarofah
Persiapan untuk menyelenggarakan acara ini membutuhkan waktu sebulan dimulai dari penentuan tanggal, susunan acara, menu makanan, pengisi acara, dan dana. Untuk penentuan tanggal, panitia memilih tanggal awal yang bertujuan agar para warga masih memiliki waktu luang dan tidak sibuk dengan acara pribadi. Adapun susunan acaranya dimulai dengan penyanyian lagu sholawat oleh anak-anak TPA yang kemudian berlanjut ke ceramah hingga waktu berbuka dan ditutup sholat berjamaah.
“Ceramah itu diusahakan yang umum, jadi ceramahnya itu tidak menyudutkan atau bagaimana, jadi yang bisa diterima oleh semua umat,” imbuhnya
Menu berbuka pun bermacam-macam. Ada bakso, sate ayam, nasi soto, roti bolu, risol mayo, tahu isi, klepon, es buah, teh hangat, dan masih banyak lagi. Sementara itu dana yang diperoleh melalui iuran seluruh warga muslim. Warga non muslim disini murni sebagai tamu yang diundang bukan sebagai panitia. Mereka diundang sebagai bentuk ajang silaturahmi antar agama dan sikap saling menghargai.
“Saya harap di perumahan sini, silaturrahmi semua warga tetap berjalan dengan harmonis. Tidak terkotak-kotak baik muslim maupun non muslim. Kita hidup sehari-hari itu pasti butuh tetangga. Makanya harus saling membantu, harus saling support dengan semua element kehidupan salah satunya tetangga” harapnya.
Salah satu warga yang diundang adalah Agnes. Sebagai pemeluk agama Kristen, dia terkesan dengan undangan buka puasa dari umat Islam. Dia berharap kegiatan-kegiatan sejenis dapat terus berlanjut.
“Semoga tahun depan acara bukber ini terus ada, semakin seru sekaligus khidmat, dan keluarga kami diberi kesempatan untuk berada di tengahnya kembali,” ucapnya. (pgmi)
Reporter: Putri Fatimah Azzahra I Editor: Aulia Rachmah