Kalijaga.co – Masjid Al Mujahidin Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar salat tarawih spesial wasiat Al Quds bersama ulama Palestina, Syaikh Abdullah Quwaidir, Senin (3/4/2023). Tak hanya menjalankan ritual tarawih, kegiatan tersebut juga sebagai bentuk dukungan moral masyarakat Indonesia untuk kemerdekaan Palestina.
Dalam khutbahnya, Syaikh Abdulllah Quwaidir menekankan pentingnya memelihara salat lima waktu. Selain itu dia juga menegaskan keutamaan Masjid Al-Aqsa sebagai satu dari tiga masjid penting bagi umat Islam.
“Terakhir kami mengucapkan terimah kasih kepada bangsa Indonesia yang telah peduli terhadap rakyat Palestina,” tandasnya.
Ia berharab bentuk kepedulian tersebut dimulai dengan menyampaikan keadaan warga Palestina yang sedang berjuang, hingga membantu dengan menyalurkan donasi ke lembaga yang kredibel.
Salah satu jemaah yang hadir Fahri Hasanudin mengungkapkan, dirinya datang karena adanya syaikh dari Palestina. Dia tertarik dengan isu palestina sejak masih duduk di kelas III SDIT.
“Dulu sempat ada orang Palestina yang datang ke sekolah. Di Indonesia itu sudah sering ada isu Palestina, sumbangan, donasi segala macam, tapi kayak bukan sesuatu yang membawa perubahan besar,” pungkasnya.
Tarawih spesial wasiat Al Quds sendiri diinisiasi Adara Realif Internasional, sebuah lembaga yang bergerak pada bidang kemanusiaan, menggalang dana, dan menyalurkannya baik dalam negeri maupun internasional.
“semua pengurusnya perempuan, dari ketua hingga semua staf-stafnya semua perempuan,” terang Divisi Acara Adara Realif Ana Rahmawati.
Masjid UNY, lanjutnya, menjadi lokasi perdana tarawih spesial wasiat Al Quds di Yogyakarta. Diakui, selama ini tidak semua masjid memberikan izin untuk event dari Adara.
“Ada beberapa masjid yang masih enggan, menolak edukasi tentang Palestina,” ungkapnya.
Selain tarawih spesial wasiat Al Quds, Adara juga memiliki program memakmurkan masjid Al – Aqsa. Program ini selain demi kemanusian juga agar Al – Aqsa tetap ramai oleh kaum muslim.
“Biar tetap ramai, karena sekali kosong itu pasti dihuni orang Yahudi,” jelas Ana. (pgmi)
Reporter: Yusuf Fahrudin | Editor: Muhammad Ma’ruf Hidayatullah