Kalijaga.co – Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan acara Wiwitan Pasa 2023 pada 17-19 Maret 2023. Agenda yang digelar di halaman Polda DIY tersebut menyajikan pameran lukisan dan panggung seni. Selain itu juga dimeriahkan dengan Pasar Kangen.
Pasar Kangen menghadirkan 101 stan yang terdiri dari 71 stan kuliner, 19 stan barang antik, dan 11 stan kerajinan. Namun, dari ratusan stan yang ada, beberapa stan sudah ada yang menjadi sejarah Pasar Kangen itu sendiri, yaitu mereka yang sudah mengikuti Pasar Kangen sejak awal hingga saat ini.
“Selain stand kuliner nusantara, ada juga berbagai hiburan yakni pentas seni dan pertunjukkan musik di panggung seni,” jelas Kasubbid Penmas AKBP Verena Sri Wahyuningsih, Minggu (19/3/2023).
Verena berharap masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari kegiatan Wiwitan Pasa 2023. “Kegiatan ini bisa menjadi tradisi baru yang bisa diselenggarakan setiap tahun, memberikan manfaat kepada orang lain, dan masyarakat juga berbondong-bondong berkunjung untuk bisa menyaksikan wiwitan pasa,” terangnya.
Ditemui di lokasi yang sama, beberapa pedagang Pasar Kangen merasa event tersebut cukup membantu meningkatkan promosi bagi pedagang kecil. Seperti yang disampaikan Rita, pedagang makanan khas Bantul, adrem. Dia tertarik bergabung karena untuk mengenalkan makanan yang sudah tidak banyak dijual di pasaran. “Menyenangkan dan semoga lebih sering diadakan event ini karena sangat membantu bagi para UMKM dan pedagang kecil,” ujarnya.
Pengamatan kalijaga.co di lokasi, hari pertama Pasar Kangen digelar dalam keadaan hujan. Namun hal itu tidak menurunkan antusias para pengunjung untuk membeli dan menikmati kuliner jajanan lawas tersebut.
Banyak orang yang datang ke Pasar Kangen merasa seperti bernostalgia dengan aneka ragam kuliner tradisional jaman dahulu. Mulai dari rambut nenek, jejenangan, empal genthong, es kuwut, dan banyak lagi. Koordinator Pasar Kangen May Mawar, menjabarkan jika Pasar Kangen diadakan untuk orang-orang yang merindukan beberapa kuliner yang sudah sangat jarang ditemui.
“Pasar Kangen ini memang difokuskan pada tradisi dan ketahanan pangan jaman dahulu yang harus dilestarikan hingga sekarang,” tandasnya.
Hal itu diamini pengunjung Pasar Kangen. Atma, salah satu pengunjung merasa bahwa stan yang tersedia masih kurang. “Apabila acara ini diselenggarakan lagi saya berharap stan-stan dan kulinernya ditambah,” harapnya. (pgmi)
Penulis: Tia Miftakhurrohmah, Nur Laela Istiqomah I Editor: Suci Fauziya, Gandhi Muhammad