Berkawan Sepi
Oleh: Thoyibah
Beribu-ribu sosok datang silih berganti
Hatiku pasrah
Hancur, bangkit, tertawa, sakit, jatuh
Kulalui tanpa cela
Tanpa mengeluh
Kubiarkan berjalan mengalir
Jiwaku yang tersobek-sobek
Perlahan kujahit kembali
Pikiranku kosong
Hampa
Di setiap detik kehidupan yang kujalani
Hanyalah topeng belaka
Suara denting jam
Dan air kran yang menyala
Itulah yang hanya dapat kuingat dan kurasakan
Manusia dengan Zona Amannya
Oleh: Dini Afiyah Hidayati
Bisingnya dunia yang tidak asing lagi
Manusia-manusia dengan lingkaran pikirannya
Menjadi bumbu tambahan untuk tidak menjauh
Karena takut tidak bisa kembali dan tidak bisa bertahan
Harus tetap aman, pikirnya
Mewaspadai berbagai arah diiringi rasa takut
Bagaimana jika ada yang menariknya keluar?
Lalu masuk ke dunia yang bisingnya terasa asing
Tumpukan buku di sudut ruangan
Bagi sesosok manusia adalah dunia yang aman
Lalu debu dan rombongan rayap
Dapat menjadi penjajah bagi dunianya kapan saja
Sadar akan dunianya sudah tidak aman lagi
Kemudian mempertemukannya dengan bising yang asing
Lingkaran pikiran yang kembali tidak berpola
Menjadi penanda sesosok manusia keluar dari zona amannya
Surat untuk Indonesiaku yang Dulu
Oleh : Moh. Riza Hissam
Sejak aku masih dipangku ibu
Kegemaranku hanya mendengarkan dendang lagu
Bahkan, aku sempat berbisik, “Ini lagu yang syahdu.”
Hingga kupikir, siapapun yang mendengarnya akan selalu rindu
Sejak aku masih kecil
Aku telah berkawan dengan si kancil yang usil
Tertawa geli menyaksikan sekumpulan gadis memakan cenil
Hingga kupikir, merekalah yang paling centil
Sejak aku tinggal di desa
Bahagiaku selalu ada ketika kawanku mulai bercerita
Tentang cinta seorang Rahwana terhadap Dewi Sinta
Hingga diselingi arak-arakan pandawa lima dan kurawa
Hingga aku menjadi remaja…
Rindu ini telah bermetamorfosa
Menjadi kupu penyerahan seutuhnya
Hingga Nusantara merasakan dengan hatinya
Jikalau aku sangat merindukannya
Aku rindu, Indonesiaku yang dulu
Apa gerangan
Oleh: IDRYSH
Apa gerangan kau berduka
Wajah murung berselimut air mata
Hati merintih berbekas luka
Jiwa meratap terbelenggu lara
Bukalah pintumu lebar-lebar
Untuk menghapus semua yang sukar
Apalah guna Tuhan ciptakan alammu ini
Jika bukan untuk kau nikmati
Dengan kemegahan semeru nya
Keindahan cendrawasih nya
Keramahan penduduknya
Keberagaman penghuninya
Kekayaan emas dan permatanya
Kecantikan songket dan batiknya
Telusuri lah setiap bentang ribuan pulaunya
Keindahannya akan menghapuskan segala duka dan lara
Ilustrasi: DALL-E ( labs.openai.com )