Rampai Kerinduan yang Menyeruak: Sekumpulan Puisi

5 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

Berkawan Sepi

Oleh: Thoyibah

Beribu-ribu sosok datang silih berganti

Hatiku pasrah

Hancur, bangkit, tertawa, sakit, jatuh

Kulalui tanpa cela

Tanpa mengeluh

Kubiarkan berjalan mengalir

Jiwaku yang tersobek-sobek

Perlahan kujahit kembali

Pikiranku kosong

Hampa

Di setiap detik kehidupan yang kujalani

Hanyalah topeng belaka

Suara denting jam

Dan air kran yang menyala

Itulah yang hanya dapat kuingat dan kurasakan

Manusia dengan Zona Amannya

Oleh: Dini Afiyah Hidayati

Bisingnya dunia yang tidak asing lagi

Manusia-manusia dengan lingkaran pikirannya

Menjadi bumbu tambahan untuk tidak menjauh

Karena takut tidak bisa kembali dan tidak bisa bertahan

Harus tetap aman, pikirnya

Mewaspadai berbagai arah diiringi rasa takut

Bagaimana jika ada yang menariknya keluar?

Lalu masuk ke dunia yang bisingnya terasa asing

Tumpukan buku di sudut ruangan

Bagi sesosok manusia adalah dunia yang aman

Lalu debu dan rombongan rayap

Dapat menjadi penjajah bagi dunianya kapan saja

Sadar akan dunianya sudah tidak aman lagi

Kemudian mempertemukannya dengan bising yang asing

Lingkaran pikiran yang kembali tidak berpola

Menjadi penanda sesosok manusia keluar dari zona amannya

Surat untuk Indonesiaku yang Dulu

Oleh : Moh. Riza Hissam

Sejak aku masih dipangku ibu

Kegemaranku hanya mendengarkan dendang lagu

Bahkan, aku sempat berbisik, “Ini lagu yang syahdu.”

Hingga kupikir, siapapun yang mendengarnya akan selalu rindu

Sejak aku masih kecil

Aku telah berkawan dengan si kancil yang usil

Tertawa geli menyaksikan sekumpulan gadis memakan cenil

Hingga kupikir, merekalah yang paling centil

Sejak aku tinggal di desa

Bahagiaku selalu ada ketika kawanku mulai bercerita

Tentang cinta seorang Rahwana terhadap Dewi Sinta

Hingga diselingi arak-arakan pandawa lima dan kurawa

Hingga aku menjadi remaja…

Rindu ini telah bermetamorfosa

Menjadi kupu penyerahan seutuhnya

Hingga Nusantara merasakan dengan hatinya

Jikalau aku sangat merindukannya

Aku rindu, Indonesiaku yang dulu

Apa gerangan

Oleh: IDRYSH

Apa gerangan kau berduka

Wajah murung berselimut air mata

Hati merintih berbekas luka

Jiwa meratap terbelenggu lara

Bukalah pintumu lebar-lebar

Untuk menghapus semua yang sukar

Apalah guna Tuhan ciptakan alammu ini

Jika bukan untuk kau nikmati

Dengan kemegahan semeru nya

Keindahan cendrawasih nya

Keramahan penduduknya

Keberagaman penghuninya

Kekayaan emas dan permatanya

Kecantikan songket dan batiknya

Telusuri lah setiap bentang ribuan pulaunya

Keindahannya akan menghapuskan segala duka dan lara

Ilustrasi: DALL-E ( labs.openai.com )

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
100 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *